Kategori: Sedarah

Aku dan Adik Laki-Lakiku 01
Karena acara nonton bolanya terganggu, kami harus tidur segera. Kamarku satu dengan Dody yang masih kecil. Saat aku ke Yogyakarta untuk kuliah, Dody masih kelas tiga SMP. Aku kost dan mengontrak rumah. Setahun kemudian, Dody pindah untuk sekolah SMA di sini dan diterima di sekolah negeri ternama. Papa membelikannya motor. Selama sekolah, aku jatuh cinta pada kakak angkatanku, Pin-pin. Dia tinggi, tampan, dan pintar. Aku berpacaran dengannya, meski ada aturan dari papa yang harus kuikuti. Pin-pin hanya menciuku tanpa berlebihan. Setahun kemudian, aku masih polos tentang seks. Nasihat papa baru kuketahui setelahnya.

Herry, Teganya Kau...
Saya ingin menceritakan pengalaman seks saya 8 tahun yang lalu, sekarang saya sudah berumur 22 tahun. Cerita ini mengenai mengapa saya kehilangan perawan saya untuk pertama kali. Semenjak itu, saya menjadi kesal dengan semua laki-laki tapi bukan berarti saya menjadi lesbi. Saya bukan lesbi tapi saya juga tidak mau mengenal laki-laki. Tidak tahu lagi apa itu namanya. Saya adalah cewek yang lumayan cantik karena saya memiliki hidung yang mancung dengan mata yang kecil dan lentik. Payudara saya cukup besar untuk cewek berumur 14 tahun saat itu. Saya tidak mempunyai pacar karena saya ingin belajar giat supaya saya bisa bersekolah di Philadelphia, United States setelah saya lulus SMA nanti. Saya memiliki kakak laki-laki yang usianya 2 tahun di atas saya. Namanya adalah Herry Susanto (Nama belakangnya

Pengalaman Pertamaku 02
Sambungan dari bagian 01 setelah berciuman, Tante Yok mulai menggerayangi tubuhku dan membuka kaos tidurku, senang melihatku telanjang. Ia juga membuka celana pendekku, tetapi tidak celana dalamku. Kini aku hanya mengenakan cawat di hadapannya. Aku merasa risih karena baru kali ini seorang wanita, yaitu Tante Yok, melihatku hampir telanjang. Tante Yok lalu meminta untuk membukakan baju tidurnya, dan aku membuka dasternya yang terjatuh dari tubuhnya yang putih. Dia tersenyum lembut padaku dan berkata, "Nanti ada waktunya. "

Pengalaman Pertamaku 01
Aku adalah seorang bujangan yang bekerja di perusahaan kecil di Jakarta Barat. Pendidikan terakhirku hanya SMA dan beberapa kursus keterampilan. Aku tidak terlalu mahir dalam komputer dan internet. Saat ini, usiaku 30 tahun dan aku belum ingin menikah. Ketiadaan keinginan untuk menikah ini berkaitan dengan pengalaman yang akan kuceritakan. Pengalamanku dimulai saat aku berumur 20 tahun dan baru lulus SMA. Saat itu, aku menganggur dan tinggal di rumah orang tua. Salah satu cerita yang ingin kuceritakan adalah tentang pengalaman pertamaku bersenggama dengan seorang wanita, yang ternyata adalah tanteku sendiri.

Menu Spesial
Sebut saja namaku Hendra, 19 tahun, mahasiswa tahun pertama di kota A. Aku akan menceritakan pengalaman seks dengan adik sepupu ibuku, terjadi sekitar 1 bulan lalu saat liburan semester 1. Aku pergi ke kota P, tempat aku dilahirkan, karena dorongan sepupu ibuku yang aku panggil mama. Mama berumur 43 tahun, dengan penampilan menarik dan tubuh yang menggoda. Suaminya bekerja di perusahaan terkenal dan jarang pulang, sedangkan anak-anaknya sedang studi dan masih sekolah.

Senin Sore di Kampung Halamanku
Aku Linda, mahasiswi hukum di Universitas Pajajaran. Sejak dua tahun lalu aku tinggal di Bandung setelah diterima kuliah, meski asalku dari Sukabumi. Ayahku dari Bandung dan ibuku asli Sukabumi. Cerita ini adalah tentang pengalamanku saat kelas 1 SMA di Sukabumi sampai sekarang. Aku anak pertama dari dua bersaudara, punya satu adik laki-laki. Kami dimanja orang tua. Dulu, aku sering mandi bersama adikku, tetapi setelah dia masuk SD, itu tidak lagi terjadi. Suatu hari, saat telpon dengan teman, aku merasa sangat ingin pipis.

Pelajaran Bercinta
Aku Sony, berumur 23 tahun dan kuliah di sebuah perguruan tinggi swasta di Malang. Aku tinggal dengan tanteku yang hanya berumur tiga tahun lebih tua dariku. Suatu hari, setelah pulang kuliah, aku masuk ke kamar dan mendengar tante berbicara di telepon tentang rencana mengadakan pesta seks di rumah pada hari Sabtu. Aku penasaran dan masuk ke kamarnya untuk menanyakan hal itu. Tante terkejut melihatku dan kami berbicara tentang apa yang kudengar.

Lasmi dan Sang Mertua 02
Menjelang malam, dua pasangan muda bersiap untuk intimasi, tetapi ketukan pintu mengganggu mereka. Lasmi cepat berpakaian dan keluar, menemukan Pak Suryo yang meminta pijit. Saat mengetahui Mas Indra ada di dalam kamar, Pak Suryo membatalkan permintaannya. Kembali ke kamar, Lasmi tersenyum pada Mas Indra dan menceritakan kejadian itu. Mas Indra menyarankan Lasmi untuk memijat Bapak terlebih dahulu. Lasmi ragu, tapi akhirnya setuju walau berpura-pura marah sambil merasa senang.

Lasmi dan Sang Mertua 01
Lasmi adalah bekas istri sepupuku yang bercerai setelah setahun menikah karena mereka tidak cocok. Mereka menikah muda, Lasmi 20 tahun dan sepupuku 22 tahun. Orang tua sepupuku tidak suka pada Lasmi karena dia dianggap tidak berasal dari keluarga ningrat. Setelah bercerai, Lasmi bekerja di Panti Pijit dan kemudian sebagai staf administrasi di sebuah kantor swasta. Dia menarik perhatian Mas Indra, anak Direktur perusahaan, dan juga Pak Suryo, ayah Mas Indra, yang membujuk Lasmi untuk bekerja di kantornya. Lasmi menerima lamaran Mas Indra meski kurang sreg, tetapi merasa senang karena dimanjakan oleh mertua barunya.

Adik Suami, Pemuas Nafsuku 02
Sesampainya di rumah, setelah mandi, aku menggunakan daster tidur tanpa celana dalam dan menyemprotkan parfum. Anakku sudah tidur. Sekitar jam 23:30, aku mematikan lampu kamar dan berbaring menunggu Ary. Sekitar jam 01:00, Ary masuk ke kamar. Dia menghampiriku, mencium wajah dan bibirku, serta meraba vaginaku. Ary mengangkat dasterku dan mulai merangsangku, membuatku merasa sangat bergairah. Kami berdua semakin terangsang dan saling membalas gerakan, tidak tahan dengan hasrat kami.

Pelajaran dari Tante Sofi 02
Sambungan dari bagian 01 Akupun semakin berani, BH-nya kutarik ke atas dan wooww..., kedua buah dada itu membuat mataku benar-benar jelalatan. "Mm..., kamu sudah mulai pintar, Di. Tante mau kamu ..", Belum lagi kalimat Tante Sofi habis aku sudah mengarahkan mulutku ke puncak bukit kembarnya dan "cruppp...", sedotanku langsung terdengar begitu bibirku mendarat di permukaan puting susunya. "Aahh..., Didi, ooohh..., sedooot teruuus aahh", tangannya semakin mengeraskan genggamannya pada batang penisku, celana pendek itu sejak tadi dipelorotnya ke bawah. Sesekali kulirik ke atas sambil terus menikmati puting buah dadanya satu persatu, Tante Sofi tampak tenang sambil tersenyum melihat tingkahku yang seperti monyet kecil menetek pada induknya. Jelas Tante Sofi sudah berpengalaman sekali. Batang penisku tak lagi hanya diremasnya, ia mulai mengocok-ngocoknya. Sebelah lagi tangannya menekan-nekan kepalaku

Pelajaran dari Tante Sofi 01
Aku mengenal seks pada usia 18 tahun ketika masih SMA. Karena ingin melanjutkan sekolah di Jakarta, aku dititipkan pada keluarga teman baik ayahku, Om Toto, seorang pensiunan perwira ABRI. Dia mengelola perusahaan besar dan memiliki anak-anak yang kini tinggal di Amerika dan Jogja. Istrinya, Tante Sofi, adalah pengusaha sukses. Aku sering mengantar Tante Sofi yang lebih suka jika aku yang mengemudikan mobilnya. Meski kaya, hubungan Om Toto dan Tante Sofi tidak harmonis, sering terdengar pertengkaran di antara mereka.