Kategori: Sedarah

Tante, Kakak, dan Sepupuku
Cerita ini dimulai saat ada acara keluarga di Villa Tretes minggu lalu. Aku, Hady, 20 tahun, sekarang belajar di perguruan tinggi swasta di Surabaya. Pada hari Minggu, keluargaku mengadakan acara temu kangen di Malang dengan sekitar tiga keluarga yang hadir. Di acara itu, aku sangat menikmati perkenalan setiap keluarga, terutama adik ibuku, Tante Henny, yang sangat mempesona. Setelah perkenalan, sekitar pukul 9 malam, kami beristirahat. Saat mau mandi, aku melihat Tante Henny mengenakan kimono putih yang agak transparan dan bertanya padanya tentang tujuannya.

Sepupuku yang Cantik
Saya punya sepupu yang cantik, Intan, berumur 28 tahun dan wanita karier. Dia datang ke tempat saya untuk ngobrol dan curhat, terutama tentang masalah perkawinan. Dia dijodohkan orang tuanya dengan pria yang bukan pilihannya. Saya menyarankan dia untuk mengikuti apa yang dia suka. Intan bertanya apakah saya setuju dengan perkawinan, dan saya jawab setuju, tetapi lebih suka free seks dulu. Dia tidak setuju dan bilang itu salah. Saya bertanya apakah dia pernah merasakan seks, dan dia jawab belum. Saya terus dekat dan ingin memberi tahu.

Nenek.. Oh Nenekku
Usiaku 16 tahun ketika nenek tinggal di rumahku setelah kakek meninggal. Nenek yang mengalami gangguan ingatan dibawa ke rumah karena orangtuaku khawatir. Meskipun sudah ada suster, kami diminta menjaga nenek ekstra hati-hati. Nenek berusia sekitar 60 tahun dan tetap merawat diri dengan baik. Dia dulunya cantik, tetapi sekarang tidak mengenali kami. Nenek suka bercerita tentang masa lalu dan secara fisik masih sehat. Namun, kami harus mengawasinya seperti balita karena dia perfeksionis dalam penampilan.

Terjebak dalam Angan 02
Sambungan dari bagian 01 Akhirnya aku memberanikan diri untuk membalas lumatan-lumatannya, detak jantungku semakin bertalu-talu dan badanku semakin bergetar, rasa maluku memudar, sambil merintih rintih, "Ooom.., ahh.., ahh.., Uhh", vaginaku mulai terasa basah dan terasa geli tapi nikmat, "Ohh..." Tangan Om Benny yang satu lagi mulai menyusup di antara ketiakku, mau tak mau kedua tanganku menjadi terangkat, "Ahh.., Omm.., ahh..., uuuhh", akal sehatku entah melayang ke mana, kini tangan Om Benny lebih bebas menelusuri tubuhku, tangan kiri menopang punggung, tangan kanannya terus mengelus bagian-bagian yang sensitif di pantat, ini membuat perasaanku makin melambung, "Ssst..., ahh". Kemudian tangannya bergerak naik, hingga handuknya makin terangkat ke atas, badanku serasa lemas tak berdaya, ketika kaki kiri Om Benny dinaikkan dan mendudukkanku di atas tempat tidur. Kakinya terasa hangat

Terjebak dalam Angan 01
Namaku Desyantri. Teman-temanku bilang aku cantik, dengan alis tipis, mata indah, hidung mancung, dan bibir mungil yang merah alami. Kulitku kuning langsat dan terawat. Dua bulan lalu, aku tinggal dengan keluarga Om Benny, saudara sepupu Mama, karena orang tuaku pindah ke luar negeri. Aku berusia 16 tahun, tinggi 157 cm, dan berat 40 kg. Om Benny dan Tante Tina punya anak bernama Didit yang berusia 4 tahun. Keluarga ini harmonis, dan aku merasa betah tinggal di rumah mereka yang nyaman.

Ibuku yang Menggairahkan
Namaku Ikin, umurku 18 tahun dan ibuku 38 tahun. Ibuku sangat cantik dan menghargai penampilannya. Ayahku adalah pengusaha sukses yang sering bepergian untuk bisnis. Dia memberikan semua kebutuhan keluarga, termasuk rumah besar dan fasilitas olahraga. Cerita ini dimulai ketika aku berusia 15 tahun. Suatu hari, ayahku bersiap untuk perjalanan bisnis selama dua minggu dan berpesan agar aku menjaga rumah dan ibuku. Hari itu berjalan biasa sampai keesokan harinya, saat cuaca sangat panas dan aku tidak ke sekolah. Aku mencari ibuku di tempat biasanya.