

Istri Muda Ayahku 05
Sambungan dari bagian 04
Dengan mengejutkan dan tanpa peringatan, tiba-tiba Tante Tetty berteriak keras, "Anyaaa..." Mataku terbeliak lebar dan walaupun terlambat, tanganku serentak membungkam mulutnya. "Tetty! Gila apa kamu?" Tante Tetty mendorong tanganku dengan tenang dan kulihat bibirnya menyungging senyum nakal.
"Mas Andre kira kenapa Anya kusuruh dateng?" tanya Tante Tetty dengan nakal. Saat itu pun pintu, yang tanpa kusadari ternyata memang tidak dikunci oleh Tante Tetty, terbuka dan Anya masuk dengan santai. Ia pun kini sudah mengganti pakaiannya dengan daster. Aku kebingungan melihat wanita muda ini dengan santai menghampiri ranjang di mana ibunya sedang berbaring dengan seorang pria, sama-sama telanjang bulat. Anya duduk di tepi ranjang memandang tubuh telanjangku dengan tersenyum, sementara Tante Tetty membelai-belai pipiku.
"Tetty capek, Mas Andre. Tadi pergi seharian, cuma pulang untuk makan siang, jadi tahu Tetty nggak akan sanggup ngelayanin Mas Andre terlalu lama."
Terbata-bata aku berkata, "Iyya.. tapi.. tapi.. hmmm.. Anya kan..."
"Sssttt! Yang penting sekarang Tetty udah puas. Sekarang kalian lah saling memuaskan." Kata Tante Tetty sambil bangkit dan duduk di pojok ranjang, memberikan ruang bagi putrinya.
Anya tak ragu naik menggantikan posisi ibunya, duduk di ranjang sambil menatap mataku, lalu beralih menatap penisku yang masih mengacung keras. Anya kembali menatap mataku.
"Mmmhh.. Anya.. hmm.. aku.."
"Kontol Mas Andre besar lho.. Anya jadi pengen nyobain.." Tukasnya tanpa basa-basi memotong ucapanku yang masih terbata-bata. Anya meraih penisku dan meraba-rabanya dengan lembut. Kenikmatan dan rangsangan hebat langsung menyetrum tubuhku. "Mmmhh.. Anyyaahhh.."
Anya pun tidak membuang waktu, langsung menunduk untuk menjilati dan mengulum penisku hingga membuat kenikmatan yang tadi terasa menyetrum itu langsung meledak berlipat-lipat dalam tubuhku "Ggggaahhh.. ohhh.. Annyyaahhh.. gghhh.." erangku penuh kenikmatan. Entah apa yang terjadi sebenarnya ini. Apakah memang Anya sudah terbiasa menikmati hubungan seks bersama-sama dengan ibunya, ataukah ibunya memang sengaja mengajari dan mengajak Anya untuk berhubungan seks dengan pria-pria yang dikencaninya atau apa, aku benar-benar tak mengerti dan pada titik ini, mulai tak peduli. Yang jelas, kini aku paham bahwa Tante Tetty memang sengaja menyuruh Anya datang untuk bersetubuh denganku, karena ia terlalu lelah untuk bisa melayaniku dengan layak. Aku juga sudah tak peduli bahwa Anya sebenarnya adalah adik kandungku sendiri, karena kami berasal dari darah ayah yang sama. Semua kenyataan itu telah tertutup oleh kenikmatan nista yang begitu menyentak-nyentak dari mulut wanita muda yang cantik dan menggairahkan ini pada penisku yang menegang keras.
Kutarik pinggul Anya sehingga kakinya kini terbuka mengangkangi wajahku. Kusingkap dasternya dan kutarik pantatnya hingga celana dalamnya yang putih itu menempel di hidungku. Kusingkap celana dalamnya dengan jariku dan terungkaplah bibir vagina merah muda yang membengkak segar dan basah mengkilat menebarkan aroma anyir-wangi membuatku semakin dimabuk birahi. Kujilati dengan lembut bibir vagina Anya yang masih sangat segar dan jauh lebih menggairahkan daripada vagina tua ibunya itu, kuhisap klitorisnya dan kujilati bagian dalam vaginanya, membuatnya merintih menikmati rangsangan dan kenikmatan seksual yang kuberikan. "Nggghh.. hngk.. mmmppphhh.. nghhh.." tanpa sedikit pun menurunkan semangat jilatan dan hisapannya pada penisku.
"Mmmppphh.. mmpphh.. klcp.. mmmhh.. klcp.. mmmhh.. klcp.."
"Mmm.. slrrpp.. ngh.. slrrp.. slrrppp.. nggghhh.. Annyyaaahhh.. slrpp.. ohhh..."
Kuhisap dan kutelan seluruh lendir gairah yang semakin lama mengalir semakin banyak dari vagina adikku yang merekah merangsang ini, sementara pantatku mulai bergerak maju-mundur memberi tanggapan akan hisapan dan jilatannya yang juga semakin cepat dan bernafsu pada penisku. Kusetubuhi mulut adikku dengan penisku dan kusetubuhi pula vaginanya dengan lidahku hingga akhirnya kami sama-sama tak tahan dan kudorong tubuhnya hingga kembali terduduk. Kulepas dasternya dan kutarik lepas celana dalamnya sementara ia melepas BH-nya dan terpentallah sepasang buah dada besar dan kencang yang begitu merangsang dengan puting yang besar berwarna coklat gelap. Kutatap adikku yang cantik dan putih, menurun dari ayahku yang tampan dan berkulit putih, dengan tubuh tinggi, seksi dan sintal, hampir seperti Tante Tetty semasa mudanya, namun lebih montok. Kupeluk erat tubuh telanjang Anya dan kucium bibirnya penuh gairah, disambut dengan hisapan yang tak kalah bernafsunya. Kami saling memagut, menghisap dan menjilati beberapa saat, sementara tanganku sibuk meremas buah dadanya yang kencang itu dengan lembut sambil meraba-raba putingnya.
Setelah puas berciuman, kudorong tubuh adikku hingga rebah terlentang, dan kusambar buah dadanya dengan lidah dan mulutku. "Nggghhh... Mas Andreee... ohhh... enak Masss... isep yang keras Mas... gigit Mass... gigit puting Anya... gigit Masss. Hhmmm.." Mendengar desahan dan erangan seperti itu, aku semakin liar menghisap dan menjilati buah dada adikku yang sintal ini sambil sesekali mengigit putingnya dengan lembut. Anya meremas-remas dan mengacak-acak rambutku sementara kakinya melingkari pantatku. Selama kejadian ini, Tante Tetty tetap duduk di pojok ranjang, masih dalam keadaan telanjang bulat, memeluk bantal, menyaksikan kedua "anaknya" saling melepas birahi.
Penisku berdenyut-denyut, akhirnya aku tak tahan lagi dan membuka kaki Anya dari pantatku dan mengangkangkan kedua pahanya ini, membuka vaginanya yang benar-benar masih merah muda dan liat itu. Anya rebah terlentang dengan pasrah dan memejamkan matanya saat kuposisikan penisku di bibir vaginanya yang telah basah, siap menerima kejantanan kakaknya ini. Kutekan penisku dan, "Ohhh.. Annyyaaa..." begitu seret kurasakan penisku memasuki vaginanya, dicengkeram erat oleh dinding vagina adikku yang sangat rapat ini.
"Ooohhh.. nikmattt Sayanggghh.." kutarik penisku yang telah masuk setengah, lalu kutekan kembali perlahan-lahan. "Mmmhhh.. Mas Anddreee.." desahnya selagi penisku dengan lembut dan pelan keluar-masuk vaginanya yang semakin lama terasa semakin basah oleh lendir kenikmatan, hingga akhirnya seluruh penisku amblas ditelan vagina muda adikku ini.
Terus kusetubuhi adikku yang sangat merangsang ini semakin lama semakin cepat dan liar. Gerakan pantat kami pun semakin cepat dan bernafsu maju-mundur meledakkan genjotan-genjotan penuh kenikmatan antara kakak beradik yang telah sama-sama dibutakan oleh nafsu setan ini. Napas kami sama-sama semakin memburu disertai erangan dan rintihan penuh birahi.
"Ngghh.. nghh.. ggahh.. gggaaahhh.. Annnyyaahhh.. gggoohhh.. ffffuckkaahhh.."
"Hngk.. hngk.. hngk.. Mas Andrehh.. Mahs Ahndrehh.. Mahsssaahhh.. ngghhh.."
"Ngghhh.. nghhh.. yahhh.. yahhh.. fuck.. fuck.. nghhh.. yahh.. nghhh.. ohhh.."
"Hngk.. hngk.. yesss.. yesss.. ohhh.. fuck meeehh.. fuck meehhh.. Maaahhzzz."
Berbeda dengan ibunya, Anya kurasakan telah beberapa kali mencapai orgasme meskipun tak mengendurkan genjotannya sedikit pun, hanya cakaran-cakarannya pada punggung dan pantatku berubah sesaat menjadi cengkeraman erat dan gerakan pantatnya mengejang sesaat sementara aku terus menggenjot vaginanya dengan semakin cepat dan keras. Malah setelah itu genjotan Anya terasa semakin bernafsu. Beberapa saat setelah genjotan kami mencapai titik paling liar dan ganas dengan tubuh Anya melonjak-lonjak liar menerima sodokan penisku yang cepat dan keras memasuki vaginanya, mendadak Anya mendorong tubuhku dengan keras sambil menarik pantatnya sehingga penisku tercabut dengan brutal dari vaginanya. Di tengah kenikmatan meledak-ledak itu, aku tak terima dan langsung menarik pinggangnya dengan kasar, berusaha memasukkan penisku kembali ke dalam vaginanya, namun Anya bertahan dan melipat kakinya.
"Anya!" bentakku tertahan.
"Please Mas Andre. Anya udah gila banget Mas. Anya nggak puas.." ujarnya sambil membalikkan posisi tubuhnya hingga menungging membelakangiku.
"Begini lebih nikmat Mas." lanjutnya lagi sambil membuka kakinya mempertontonkan vaginanya yang merekah penuh gairah, menetes-netes dengan lendir birahi. Kini paham keinginannya, aku pun tak menunda lagi dan menancapkan penisku perlahan-lahan namun sedalam-dalamnya hingga pangkal penisku terjepit bibir vaginanya dan perutku melekat erat di pantatnya yang bulat, besar dan kenyal itu. "Ohhhh.. iya Mass.. mmmhhh.." Hanya sampai di sana kelembutanku, begitu penisku tercengkeram oleh jepitan erat vagina adikku yang sempit ini, kembali aku menggenjot vaginanya dengan ganas, liar dan cepat, hingga kepala penisku mentok menyodok dinding rahimnya.
"Ngghh.. nghh.. ggahh.. gggaaahhh.. fuck.. fuck.. fuck.. fuck.. oh Anyahhh.."
"Hngk.. hngk.. yess.. hngk.. yess.. hngk.. yesss.. ggghhh.. ngghhh.. yahhh.. nghh.."
"Ngghhh.. nghhh.. fuck.. fuck.. ngh.. Anyahh ohh you fucking sluttt!"
"Hngk.. hngk.. fuck me.. fuck me.. kahhhh.. fuck meee!"
Sambil sama-sama menjerit-jerit penuh birahi dan kenikmatan, aku semakin liar menggenjot vaginanya dari belakang sementara kedua tanganku meremas-remas buah dadanya dengan keras dan bernafsu, dan Anya pun menghantamkan pantatnya dengan bernafsu ke perutku agar sodokan penisku menancap sedalam-dalam dan sekeras-kerasnya ke vaginanya. Beberapa kali Anya kembali mencapai orgasme dan mengejang sesaat, namun terus kugenjot tanpa ampun dan ia pun tampaknya belum puas dengan penisku sehingga terus melanjutkan hantaman vaginanya.
Mendadak Anya menggelinjang liar dan menghantamkan pantatnya dengan keras ke perutku sambil tangannya meraih pantatku, mencengkeram dan menariknya dengan keras sampai kukunya menancap dalam di pantatku seiring dengan penisku menancap dalam di vaginanya. Remasanku pada buah dadanya semakin kupererat. Tubuhnya melengkung ke atas dan kepalanya terlontar-lontar liar kesana-kemari sambil mulutnya melontarkan jeritan-jeritan tertahan.
"Mahzz gatttahhhannn.. Mahzzz ohh fuckkk.. aaakkk!"
Lendir orgasme meledak memenuhi vagina adikku yang menggairahkan ini dan dengan jeritan dan gelinjang liar terakhirnya ini, ambruklah dia dengan kenikmatan dan kepuasan puncak orgasmenya yang kesekian. Penisku yang juga telah nyaris meledakkan kenikmatan puncaknya tak bisa terima keadaan ini dan memburu mulut adikku yang tergolek lemas dengan napas memburu. Kali ini Tante Tetty dengan sigap mengambil alih. Ia menahan pinggulku membuatku menoleh ke arahnya dan kudapatkan senyum manis tersungging di bibirnya. Tanpa buang waktu, aku berbalik dan kubiarkan dia mengocok penisku dengan tangannya sambil lidahnya menjilati kepala penisku dengan liar.
"Nggghhh.. nggghhh.. nggghhh.." bola mataku berputar ke belakang dan kedua tanganku menjambak rambutnya. Tak puas dengan jilatan dan kocokan, tanganku pun menarik kepalanya sehingga penisku menancap dengan paksa dan cepat ke dalam mulut Tante Tetty. "Mmmppphhh.." Ia agak terkejut, namun cepat beradaptasi dan segera menghisap penisku dengan ganas dan aku pun dengan sepenuh jiwa menyetubuhi mulutnya. "Nggghhh.. nggghh.. Tehhtt.. Tehhtt.. suckit suckit.. ggghh.."
Setelah hampir sejam menyetubuhi kedua wanita itu, tak lama aku mampu bertahan dengan hisapan liar Tante Tetty dan, "Crat.. craat.. craaat..." dengan penuh kenikmatan yang tak terlukiskan, meledaklah ejakulasiku memuncratkan lendir mani kental berulang kali di dalam mulut wanita setengah baya yang menggairahkan ini.
Lututku lemas tak bertenaga dan aku pun ambruk di samping Anya yang ternyata telah berbalik terlentang menonton ibunya menghisap penis kakaknya yang penuh gairah ini. Tak seperti biasanya, Tante Tetty tak tersenyum. Malah mulutnya terkatup rapat dan lelehan lendir maniku tampak mengalir dari pojok bibirnya ke lehernya. Tante Tetty merangkak hingga posisi kepalanya tepat di atas kepala Anya, sementara Anya hanya tersenyum penuh arti pada ibunya dengan mata yang tampak nakal, lalu membuka mulutnya. Saat itu Tante Tetty pun membuka mulutnya dan tumpahlah lendir maniku yang sangat banyak itu langsung masuk ke mulut Anya yang telah siap dan langsung menelannya. Sebagian menetes di bibir dan dagu wanita cantik itu yang langsung diserbu dan dijilati dengan bernafsu oleh ibunya. Anak dan ibu lalu saling menjilati lendir mani yang lolos di bibir dan leher mereka. Ini benar-benar pemandangan menggairahkan yang belum pernah sama sekali kusaksikan sebelum ini.
Setelah mereka selesai saling menjilat dan memagut, kutarik Anya dan kupeluk dia erat sambil kuciumi bibir dan pipinya. Tante Tetty pun ikut bergabung sehingga kami saling mencium, menghisap dan menjilat bertiga beberapa saat. Akhirnya aku pulang mengakhiri pengalaman seksual terhebat dan tergila yang pernah kualami ini. Entah apakah aku akan mengalaminya lagi. Tapi sejujurnya, aku tak ingin ini jadi yang terakhir kali.
TAMAT