BG
Istri Muda Ayahku 03

Istri Muda Ayahku 03

Sedarah ⭐ 0.0/5 👀 24x dibaca

Sambungan dari bagian 02

"Ohhh, Mas Andre, kita ke kamar aja yuk, Mas."

Tanpa menjawab, kusambar dia di balik lututnya dan kugendong Tante Tetty yang terkejut namun dengan sigap merangkul leherku. Kubawa dia ke kamar sambil ia tak henti menjilati leher dan telingaku. Tanpa peduli untuk menutup pintu kamar, kujatuhkan ia ke ranjang dan aku berlutut mengangkangi tubuhnya, melepaskan semua kancing kemejanya yang tersisa. Kulepas bajunya dan kuloloskan tali BH-nya dari kedua lengannya, lalu kutarik BH-nya hingga terlepas dari buah dadanya yang besar merangsang itu. Sementara itu, Tante Tetty sendiri menyibukkan diri melepas sabuk dan kancing celanaku dan menarik reitsleting celanaku hingga celanaku melorot ke pahaku. Celana dalamku tampak menonjol dengan penis yang telah membesar dan mengeras. Aku berdiri melepas celana dan kemejaku sementara Tante Tetty melepas kait BH-nya dan melempar BH-nya ke lantai.

Aku berdiri telanjang mengangkangi tubuhnya yang tergeletak hanya memakai rok. Kupandangi seluruh tubuh Tante Tetty yang menggairahkan itu, berakhir di matanya yang menatap penisku yang besar dan mengacung ke atas itu dengan pandangan penuh birahi. Aku tahu apa yang ia inginkan, maka aku pun berlutut mengangkangi dadanya dan ia menaikkan kepalanya menyambut penisku dengan mulutnya.

"Nggghhh.. nnggghhh.. Hhhh.. Ooohhh.. Tetty.. Tetty sayaanghh.. ohh.."

Aku mengerang menikmati hisapan Tante Tetty yang maut pada penisku. Di dalam mulutnya ia memainkan penisku dengan lidahnya membuat bola mataku berputar ke belakang penuh kenikmatan. Perlahan-lahan kumaju-mundurkan pantatku sehingga penisku keluar-masuk mulutnya sementara jempol dan telunjuk Tante Tetty melingkari pangkal penisku, memberi pijatan dan gesekan nikmat pada batang penisku.

"Gggghhh.. arrrhhh.. Tet.. Tet.. ohhh.. oh Tet.. oh Tet.. oh.. oh.."

Tak kuat aku menahan gejolak birahi yang telah tertahan sejak siang tadi, ditambah kenikmatan yang diberikan mulut, lidah dan tangan Tante Tetty pada penis tegangku yang semakin cepat keluar-masuk mulutnya.

"Oh.. Tetty, aku nggak tahan.Tetttt.."

Tante Tetty seperti tak peduli pada pekikanku yang memberi tanda-tanda nyata bahwa aku hampir mencapai orgasme, ia terus memainkan lidahnya menyambut penisku yang semakin cepat "menyetubuhi" mulutnya. Bahkan kedua jarinya ikut semakin cepat meremas dan mengocok batang penisku. "Tettyyy.. nggaaahhh..." kenikmatan meledak dalam tubuhku dan aku pun memuncratkan semprotan demi semprotan air mani kental dan panas dalam mulut Tante Tetty yang tanpa ampun menghisap penisku dengan bernafsu.

Lututku terasa lemas dan aku pun jatuh terlentang di sisi Tante Tetty. Ia tersenyum sambil memainkan sedikit sisa air mani di bibirnya dengan jarinya. Tak ada setitik pun bekas air mani di tempat lain, bahkan di penisku yang mulai melemas. Rupanya Tante Tetty menelan semuanya. Liar dan ganas sekali wanita ini. Ia membersihkan bibirnya dengan menghisapnya sambil membelai-belai rambutku. Matanya memancarkan birahi. Aku mengatur napasku yang tersengal-sengal lalu bangkit berlutut di atas tubuhnya mengangkangi pinggangnya. Sambil bertelekan pada siku, aku kembali menghisap bibir dan lidahnya yang disambut dengan pagutan bernafsu dari wanita menggairahkan ini. Sebelah tanganku mulai meraba-raba buah dada dan putingnya, sementara ia menjilati telinga dan leherku. Ia mulai menghisap leherku agak keras dan aku pun menyentakkan kepalaku menjauh dari kepalanya.

"Eh, nakal! Jangan, Sayang. Aku kan punya istri." kataku memperingatkan. Tante Tetty hanya tersenyum manja. Aku pun melepas kancing roknya dan melorotkan rok sekaligus celana dalamnya hingga Tante Tetty kini benar-benar telanjang bulat. Tubuhku kembali naik hingga kini mulutku tepat berada di atas buah dadanya. Kujilati kedua buah dada dan putingnya bergantian dengan lembut dan basah, semakin lama semakin cepat dan liar, sementara penisku yang masih lemas menggesek-gesek bulu vaginanya yang lebat.

"Hhh.. hhh.. Ohhh, Mas Andreeehhh.. dih.. dih sinih dong, Mahhss.." ujarnya tersengal-sengal penuh birahi sambil tangannya menuntun sebelah tanganku ke selangkangannya. Jari tengahku pun mulai bermain di bibir vagina Tante Tetty yang telah basah berlendir itu sementara lidah dan bibirku terus menggetarkan putingnya yang merangsang itu.

"Hhhaagghh.. aagghh.. aahhh.. Maahhsss.." erangnya sambil menjambak-jambak rambutku dan memaju-mundurkan pantatnya seirama gesekan jariku pada bibir vaginanya. "Maahhsss.. ohhh, Mahhsss.. mahssukinh, Maahhss..." erangnya memohon. Maka kuselipkan jari tengahku ke dalam liang vaginanya yang hangat berlendir itu dan kukeluar-masukkan perlahan-lahan. "Hakhh!" Tante Tetty sendiri yang mempercepat keluar-masuknya jariku dengan gerakan pantatnya maju-mundur dengan penuh nafsu sambil kulihat ia menggigit bibirnya.

Kulepaskan mulutku dari putingnya dan jariku dari vaginanya. Ia tersentak kaget seakan tak ingin sedetik pun melepaskan kenikmatan ini. Maka dengan cepat aku berpindah posisi sehingga kepalaku tepat berada di kedua pahanya yang telah lebar mengangkang. Kujilat seluruh vaginanya dari bawah ke atas, lalu dengan lembut kupermainkan bibir vaginanya dengan ujung lidahku, lalu kembali kujilat dari bawah ke atas. "Ohhh.. Maaahhhzzz..." desahnya nikmat.

Kuangkat pantatnya dan kuremas dengan kedua tanganku, sambil lidahku menjilati lubang pantatnya, lalu bergerak menyapu vaginanya, lalu dengan lembut dan nakal, kujilati klitorisnya yang telah mengacung.

"Gggaa.. Hhggaahh.. Maahhzzz... mehmemegghh Tettyy ggahttell, Maahhzz.."

Erangan tak henti ini membuatku semakin bernafsu dan semakin liar menjilati klitoris dan vaginanya. Menjawab permohonannya, kumasukkan lidahku ke dalam vaginanya dan kugerakkan menari dengan liar di dalam vaginanya sambil mulutku menghisap bibir vagina dan klitorisnya. Tante Tetty pun menjawab keganasan lidahku dengan semakin cepat dan bernafsu memaju-mundurkan pantatnya membuat vaginanya menghantam wajahku hingga ber"keceplok-keceplok".

"Ohhh.. ohh.. ohhh.. Mahz Ahndrehh.. Mahz Ahndrehh.. oohhh.."

Semakin liar Tante Tetty mengerang dan menghantamkan vaginanya pada mulutku, semakin bernafsu aku memainkan vaginanya dengan lidahku, sementara gairahku yang terus terpancing membuat penisku kembali menegang keras.

"Ah.. ah.. ah.. Maaahhzzz.. Aaahh.. aaakkhhh!"

Mendadak tubuhnya menggelinjang hebat dan jeritan keras menyertai sentakan terakhir pantatnya maju menancapkan vaginanya pada mulutku yang menghisap lendir orgasme yang meleleh dari vagina Tante Tetty, sementara pahanya kaku menjepit kepalaku dengan erat dan kedua tangannya yang menahan posisi tubuhnya mencengkeram seprei dengan erat. Manis dan nikmat kurasakan lendir orgasmenya.

"Nnnggghhh.." Tetty mengerang sambil terus mempertahankan jepitan kakinya pada kepalaku dan tekanan vaginanya pada mulutku yang terus menghisap bibir vagina dan klitorisnya. "Ohhh.." mendadak tubuh Tante Tetty melemas dan jatuh di kasur, melepas kepalaku dari jepitannya. Aku memanjat tubuhnya dan mengecup bibirnya dengan lembut yang disambut dengan pagutan liar lidah dan bibir bernafsu. Kami berciuman dan saling melilit lidah beberapa saat hingga akhirnya ia melepas bibirku dengan napas terengah-engah dan kami berpelukan erat.

"Hhhh, Mas Andreee.. nikmat, Mas."

Kami berpelukan beberapa saat, sambil aku dengan lembut dan perlahan-lahan mulai menggesekkan penisku yang telah kembali menegang di paha, selangkangan dan belu kemaluannya. Tante Tetty menatapku dan berkata, "Minum dulu yuk, Say?"

"Okay," jawabku.

Ia pun melepaskan pelukannya dan keluar kamar. Tak lama Tante Tetty kembali membawa sebotol air dingin dan sebuah gelas. Ia mengisi gelas dan memberikannya padaku.

"Kamu aja duluan," kataku santai sambil bangkit duduk.

Tante Tetty duduk di ranjang lalu meneguk air dingin itu. Kuambil gelas dari tangannya lalu juga meminum air dingin itu. Kuteguk sekali lagi, namun tak kutelan. Kutarik tubuh Tante Tetty hingga berbaring, lalu kutempel bibirnya dengan bibirku. Ia membuka mulutnya dan kulepas air di dalam mulutku hingga masuk ke dalam mulutnya. Ia agak terkejut, namun menerima dan menelan air itu. Ia tersenyum, "Mas Andre nakal ah.." Wajahku masih di atas wajahnya, dan dengan nakal kuteteskan air liurku ke bibirnya. Ia kembali tersentak, namun dengan nakal menerima air liurku dan mempermainkannya dengan lidahnya sebelum menghisap seluruhnya ke dalam mulutnya. "Nakal nih! Bikin Tetty terangsang aja!" katanya sambil mencubit hidungku. Kami sama-sama tersenyum, lalu kembali saling berciuman beberapa saat hingga ia membuka kakinya hingga terkangkang sambil meraba-raba penisku yang sudah tegang itu di depan selangkangannya.

"Mas, ayo dong. Ini yang dari tadi Tetty incer."

"Ayuk, aku juga mau itu. Kan tadi baru pemanasan."

Sambil berkata begitu, kutekan penisku yang dituntun oleh tangan Tante Tetty ke bibir vaginanya yang ternyata telah kembali basah oleh lendir vagina. "Sslllppp.." dengan mudah seluruh penisku masuk tertelan oleh liang vagina Tante Tetty. Kugerakkan pantatku maju-mundur perlahan-lahan sambil menikmati gesekan dinding vagina Tante Tetty yang basah berlendir itu.

"Hhh.. mmmhhh.. Tetty sayang.. hhmmm.."

"Ohhh, Mas Andreee.. mmmhh.."

Sambil terus menggerakkan pantat maju-mundur seirama sehingga kenikmatan persetubuhan terasa dengan lembut oleh kami berdua, kami pun berciuman dengan lembut dan tidak liar seperti tadi. Kecupan dan hisapan pada bibir Tante Tetty benar-benar kunikmati dengan lembut seirama dengan sodokan lembut penisku pada vagina Tante Tetty.

"Hhhh.hhh.hhh.."

"Mmmhhh.. Tet, aku cinta kamu, Tethh.. Hmmmhhh.."

"Ohhh, Mas.. ohhh, Tettyhh juhh.. hohhh.. owwhhh.. Tettyhh juhhggahhh.."

"Oh Tet.. oh Tet.. oh Tet.. ohhh.. ohhh.. ohhh.. Hngk.. hngk.. hngk.."

"Oh Sayanghhh.. sayanghhh.. terus sayangghhh.. tancepphh teruzzzhh.. ohhh.."

Semakin lama, semakin liar kami saling "menyerang" satu sama lain. Pantat kami sama-sama maju-mundur semakin cepat dan keras. Kuremas buah dadanya dan kujilati sekali-sekali sementara Tante Tetty menjambak rambutku. Kedua kakinya melingkari pahaku seakan ingin membantu gerakan pantatku agar sodokan penisku menancap semakin keras dan dalam pada vaginanya.

"Zhayanghh.. zhayanghh.. Mahzzz.. yang kerazz.. yang kerazz, Mahzzz.. ohh.."

"Hngk.. hngk.. hngk.. Tetty.. Tetty.. hngk.. Tet.. oh fuck fuck fuck.. Tehht.."

"Mahhzzz.Ah! Ah! Ah! Ah! Jahngan bhrenti Mahhzzz.. Hohhh.."

Gerakan pantat kami sudah semakin liar dan cepat, dan tubuh Tante Tetty pun terbanting-banting lepas kendali di atas kasur dengan mata terpejam rapat. Mendadak ia menggigit bibir sesaat lalu melepasnya dengan sebuah pekikan kecil.

Bersambung ke bagian 04

hell666

Beri Rating:
★ ★ ★ ★ ★

Cerita Lain dalam Seri Ini