Kategori: Setengah_baya

Cerita Lain Mengenai Tante Nita
Pertama saya ucapkan terima kasih atas saran dan dukungan dari para pembaca mengenai cerita saya. Dalam cerita kali ini saya akan bercerita tentang Tante Nita, tapi mengenai hubungan kami sesudah kejadian tersebut. Kejadian hubungan saya dengan Tante Nita sudah lewat hampir 1 bulan, dan selama itu pula kami tidak pernah lagi melakukan hubungan badan. Dalam pikiran saya, mungkin Tante Nita sudah menyadari kekhilafannya. Saya juga merasa malu, tetapi merasakan nikmatnya persetubuhan. Saya sering melampiaskan nafsu lewat film porno dan onani sambil membayangkan Tante Nita. Pada suatu sore, ketika saya sedang menikmati film porno. . .

Mbak Yati, Janda Seksi 02
Kami berdua berbaring di jok masing-masing, merasakan kepuasan dan saling tersenyum. Tangan Mbak Yati meremas tanganku, mungkin sebagai bentuk ucapan terima kasih atau janji untuk mengulangi lagi. Setelah istirahat, Mbak Yati membersihkan cairan di tubuhku dengan lembut dan bercanda. Ia merapikan baju dan rambutnya, lalu kami saling mengingatkan untuk bertemu lagi besok pagi. Kami berdua saling bercanda tentang keinginan masing-masing dan saya mengantarnya pulang dengan ramah.

Mbak Yati, Janda Seksi 01
Sebelumnya saya perkenalkan diri, nama saya Alvi (samaran), usia saya 37 tahun. Ini adalah kisah nyata dari 10 tahun lalu, ketika saya berusia 27 tahun. Saya mungkin mengidap kelainan yang membuat saya lebih tertarik pada wanita sebaya atau lebih tua, meskipun istri saya saat ini lebih muda 5 tahun. Saya menikmati hubungan dengan wanita yang lebih tua, terutama jika mereka adalah janda. Saya juga memiliki teman bernama Tarno, yang usia 3 tahun lebih muda dan sudah bersahabat seperti kakak beradik.

Sayangku, Vero
Hidup ini penuh perubahan yang dipengaruhi oleh teknologi, terutama komunikasi komputer. Sekitar satu tahun yang lalu, aku ingin berbagi pengalaman. Saat SMA dan kuliah, aku menyukai traveling bersama teman-teman pada saat liburan. Setelah berkeluarga, aku lebih banyak di rumah karena mengutamakan keluarga, tetapi aku merasa terpuruk. Kemudian, aku memutuskan untuk mendapatkan waktu sendiri untuk bersenang-senang. Aku berkenalan dengan seorang wanita melalui e-mail, dan kami saling mengirim pesan dan telepon, lalu berjanji untuk bertemu.

Neli "Nenek Liar"
Nenek Neli adalah pemilik rumah kos yang kutempati. Dia berusia sekitar 60 tahun, namun tetap terlihat cantik berkat perawatan kecantikan. Nenek Neli tinggal sendiri dengan dua pembantu dan menyewakan tiga kamar di lantai atas. Dua anaknya sudah menikah dan tinggal di kota lain. Aku, Ari, dan Reni adalah anak kos yang sudah seperti keluarga bagi Nenek Neli. Pada suatu sore, aku mendapatkan pengalaman baru yang tidak terduga saat tinggal di sana.

Aku Menjadi Pacar Gelap 03
Sambungan dari bagian 02 Selesai di bagian kaki, dia mulai mengurut paha, disingkapkannya sarungku ke atas sehingga separuh pantatku terbuka, aku diam saja. Pada mulanya mengurut dari paha bawah, kemudian mengarah ke paha samping atas, tetapi kemudian paha bagian dalam mulai diurutnya, sampai disitu jantungku mulai berdegup. Kadang-kadang tanpa sengaja jarinya menyenggol biji kemaluanku sehingga pelan-pelan penisku mulai membesar. Kejadian itu makin sering, sehingga aku berpikir bahwa ini kesengajaan. Kemudian Bu Ar mulai memijit punggungku, dan posisi duduknya pun berubah dari duduk di sampingku, sekarang dia duduk (setengah berjongkok) di atas pahaku. Dari posisiku memang aku tidak dapat melihatnya, tetapi aku dapat merasakan. Bahkan ketika dia menarik dasternya yang menghalangi pahaku dengan pahanya pun aku tahu. Pahaku dan kulit pahanya bergesekan, dan aku lebih menikmati

Aku Menjadi Pacar Gelap 02
Sambungan dari bagian 01 "Dik Ton, kamu diam aja, biar Mbak yang mainin..!" Aku menurut walaupun kadang aku kembali mengocoknya, tapi dia menatapku dengan tajam dan menggelengkan kepala. Aku menurut dan diam saja. Mbak Dwi mengocok kemaluanku dengan tempo sangat lambat, dan lama kelamaan makin dalam, sehingga pangkal paha kami saling menempel dengan ketat. Dan ketika itu lah Mbak Dwi merangkulku, dan merintih-rintih. Dia mengocok kemalauanku makin cepat, dan kadang pinggulnya diputarnya, sehingga menimbulkan sensasi yang demikian hebatnya. Hampir aku tidak kuat menahan ejakulasi. "Mbak, stop dulu Mbak, aku mau muncrat..!" bisikku. Dia berhenti sebentar, tetapi segera mulai memutar dan mengocokkan pinggulnya lagi. Aku sudah benar-benar hampir keluar, maka kugigit lidahku, kualihkan rasa nikmatku kerasa sakit yang menyerang lidahku. Ternyata dengan cara ini aku dapat

Aku Menjadi Pacar Gelap 01
Kamar kostku sederhana, dipisahkan oleh dinding papan tipis dari kamar pasangan suami istri yang belum punya anak. Selama 2 bulan menyewa, aku terbiasa mengintip melalui lubang kecil di dinding yang semakin besar. Lubang itu kututup dengan poster agar tidak terlihat. Aku mengamati kehidupan Mbak Dwi dan suaminya, termasuk kehidupan seks mereka. Meskipun tampak rukun, Mbak Dwi tidak terpuaskan karena suaminya cepat selesai. Aku sering melihatnya masturbasi setelah berhubungan. Dia kadang tampak tidak bernafsu melayani suaminya.

Tetangga Baruku
Panggil saja aku Ade, seorang murid SMU kelas 3 yang tinggal di perumahan di Jakarta. Beberapa bulan lalu, keluarga baru pindah ke rumah kontrakan di sebelahku. Mereka terdiri dari Tante Yana, anaknya Anita yang seumuran denganku, dan seorang PRT. Tante Yana, janda asal Perancis, berusia sekitar 30-an, dan sangat ramah. Penampilannya menarik dengan rambut ikal, kulit coklat muda, dan bodi yang tidak langsing tapi terlihat seksi, sering memakai baju sleeveless dan celana pendek. Wajahnya biasa saja, tetapi menarik bagi orang-orang bule.

Tante Yanti yang Montok 02
Berbantalkan susunya yang montok dan besar, aku merasa berbeda dengan pengalaman cintaku sebelumnya. Aku tidak merasa menyesal dan rindu mengulang kenangan bersamanya, meski kesempatan sulit didapat. Kesempatan keempat muncul tiga tahun kemudian ketika aku mengantar Tante Yanti ke upacara perkawinan di Semarang. Setelah acara, Tante Yanti ingin pulang bersamaku, jadi aku harus melewati Jakarta sebelum kembali ke Bandung. Dalam perjalanan itu, kami ngobrol akrab, dan Tante Yanti menanyakan tentang kehidupan seksku.

Tante Yanti yang Montok 01
Persahabatanku dengan Feris sangat dekat, dan kami pernah memiliki pengalaman berhubungan intim dengan Tante Yanti, bibi Feris. Cerita dimulai ketika keluarga Tante Yanti pindah dari Yogya ke Jakarta, di mana Feris ikut bersekolah. Hubungan intim antara Feris dan tantenya dimulai di Yogya dan berlanjut secara rahasia. Feris sering menginap di rumah Tante Yanti, yang memberi kamar tersendiri padanya. Suatu ketika, suami Tante Yanti pergi selama dua bulan, dan Feris terus menginap di rumahnya. Malam itu, terjadi sesuatu yang tidak terduga.

Bercinta dengan Ayah Sahabatku 02
Sini aja dulu, Oom mau ke luar sebentar. Tuch denger, kayaknya Hari udah bangun. Nih, Oom tebus waktumu untuk jajan-jajan sama Asmi nanti," kata Oom Icar langsung memotong protes Sinta dengan mengulurkan sejumlah uang yang cepat diambilnya dari dompetnya untuk membujuk Sinta. Setelah itu segera dia keluar kamar meninggalkan Sinta yang karena merasa sudah terjebak terpaksa tidak berani keluar takut kepergok Hari. Melirik uang yang digenggamnya sepeninggal Oom Icar, hati Sinta menjadi lunak lagi karena si Oom memang pintar mengambil hati dan selalu royal memberi jumlah yang cukup menghibur. Meskipun begitu dia menguping dari balik pintu mendengarkan situasi di luar dengan hati berdebar tegang. "Pak, barusan kayaknya ada yang dateng kedengeran pintu kebuka? " terdengar suara Hari menanyai ayahnya. "Ah nggak ada siapa-siapa kok, barusan memang Bapak yang buka pintu. " Baru saja sampai percakapan ini, tiba-tiba terdengar suara motor Asmi memasuki pekarangan. Tidak lama kemudian dia masuk ke rumah dan terdengar menanyai adiknya. "Har, barusan Mbak Sinta singgah ke sini nggak? " "Nggak tau, aku juga baru bangun. . " "Oh ya? Padahal Mbak Asmi singgah barusan ke rumahnya, Mamahnya bilangnya ke sini? â "Ya mungkin aja Sinta tadi ke sini tapi ngira kamu nggak ada, jadi pergi ke tempat lain dulu. " kali ini Oom.