Kategori: Setengah_baya

3 Rondeku yang Luar Biasa
Pertama-tama perkenalkan, aku adalah penggemar setia 17Tahun.com. Sejak tujuh bulan lalu, aku membaca hampir semua cerita, terutama kisah nyata. Aku (sebut saja Aswin), hampir 40 tahun, dengan tinggi 168 cm dan berat 58 kg. Aku seorang suami dan ayah satu anak kelas satu SD. Cerita ini terjadi pada hari Senin saat aku berangkat kerja naik bis kota. Setelah hampir satu jam mencari bis, aku akhirnya mendapat tempat duduk di samping seorang wanita. Karena macet dan aku lupa membawa bacaan, aku ingin menegurnya, tapi aku tidak berani.

Cahaya Hidup Seorang Pemuda 02
Aku nekat ke rumah Ibu Darwin melalui pintu belakang. Saat itu, kedua putrinya sudah tidur. Aku langsung menuju kamar Ibu Darwin dan mengetok pintu. Ternyata di dalam ada Ibu Darwin dan pemuda bernama Rahmat. Ibu Darwin terlihat cantik, dan aku terkejut karena Rahmat juga ada di sana. Kami tertawa ketika Rahmat menyebutkan bahwa mereka menunggu kedatangan aku. Aku merasa tidak sabar dan langsung menerkam Ibu Darwin sambil menikmati momen bersamanya.

Cahaya Hidup Seorang Pemuda 01
Saat SMA, aku memiliki sifat keras, pemberontak, dan nekat. Aku ingin mengembangkan diriku sendiri. Teman kampungku, yang bersekolah di SMA swasta, sangat cocok denganku. Kami sering melakukan hal ekstrem, dari mendaki gunung hingga judi dan pencurian. Kami adalah sekelompok yang bersekongkol. Namun, pengalaman mengintip di rumah tetangga menjadi yang paling berkesan. Rumahku dan tetangga memiliki bentuk yang sama dan terhubung, meski ada tembok di tengahnya.

Sial Membawa Nikmat
Seharian ini aku merasa tidak karuan bekerja karena dimarahi oleh boss akibat kesalahan terus-menerus. Saat bel pulang berbunyi, aku langsung pergi. Cuaca mendung setelah hujan deras, dan aku menunggu angkutan umum. Hari ini aku tidak bisa naik motor karena motor sedang di bengkel. Aku merasa sial karena motor tidak bisa distater dan harus menyerahkan laporan bulanan. Tanpa sadar, sebuah mobil melintas dan menyemprotkan air genangan ke seluruh tubuhku, membuatku sangat marah. Mobil itu berhenti dan mundur ke arahku, dan aku bersiap untuk mengadu mulut.

Obat Awet Muda 05
Sambungan dari bagian 04 Mataku gelap rasanya seperti mau pingsan karena enak sekali. "OK, kamu coba Man," katanya ke Herman, dan Herman dengan semangat menggoyang klitorisku dan ia juga bereksperimen menjepit klitorisku dengan kedua jari dan memilin-milin. Pantatku menggelinjang-gelinjang liar dan Tony aku lihat sepintas ternganga melihat kelakuanku. Andi sementara itu tak tinggal diam, ia memeperhatikan kedua anak itu sambil meremas-remas memerah buah dadaku. Aku lemas dengan nafsu yang sudah memuncak sekali. Pahaku sudah ngangkang lebar sekali dan bau mesum dari vaginaku memenuhi kamar. Badanku terasa hangat sekali dan betapa lubang vaginaku mengharapkan batang panas, tapi aku masih mengikuti semua permainan anak-anak ini. "OK, sudah!" katanya setelah Toni juga mendapat giliran. "Sekarang seperti ini kalian harus tahu bahwa lubang vagina ini sangat sensitif jadi tidak


Gairah Dosen Kalkulus 02
Sambungan dari bagian 01 Aku kemudian turun ke bawah dan terus ke selangkangannya, baunya harum, jauh dari yang kuperkirakan sebelumnya, tanpa pikir panjang aku kemudian menjilati klitorisnya hingga semakin keras desahannya. "Ahhh... aaahhh.. ohmmm... enak sayang yach di situ... ohmmm..." Tidak puas dengan cara berdiri seperti ini aku kemudian mengangkatnya ke atas meja dan mengangkangkan kakinya selebar mungkin dan aku duduk di kursi. Kemudian aku kembali mengeluarkan lidahku dan mengulas klistorisnya dan aku berusaha memasukkan lidahku sedalam mungkin dalam lubang vaginanya, seperti yang pernah kulihat di blue film. Kemudian lidahku semakin ke bawah dan aku menjilati anusnya tanpa merasa jijik. "Kaaammu.. suukaaa kaan... saayyaannng... oh ennakh sekaaallii lidah kamu..." desahannya semakin kuat. Mungkin kalau ruangan itu tidak kedap suara pasti sampai kedengaran hingga ruang tengah.

Gairah Dosen Kalkulus 01
Terima kasih kepada penggemar situs www. 17tahun.com. Ini adalah ceritaku yang terjadi beberapa waktu lalu dan akan terus berlanjut. Cerita ini adalah pengalaman keduaku, dengan lawan jenis yang pertama. Namaku Andra, berumur 20 tahun, tinggi 170 cm, wajah yang lebih dari lumayan, dan rambut ikal. Aku suka olahraga bela diri, yang mungkin membuat postur tubuhku bagus. Pengalaman ini terjadi dengan seorang dosen pembimbing di tempat kuliahku, di PTS terkenal dengan jurusan teknik. Aku masih tahun pertama kuliah. Kejadian ini di luar keinginanku dan melibatkan dosenku, Amelia, yang lumayan cantik.

Ayam Goreng
Pada waktu itu aku pulang dari kampus sekitar pukul 20:00 setelah kuliah malam. Setibanya di kost, aku merasa lapar dan pergi ke warung langgananku milik Ibu Sari. Warungnya sepi, dan aku khawatir makanan sudah habis. Begitu masuk, aku bertanya tentang ayam goreng, tetapi ternyata sudah habis. Ibu Sari menawarkan ayam goreng di rumahnya. Aku setuju dan membantunya menutup warung. Sesampai di rumahnya, Ibu Sari meminta aku menunggu sebentar dan mengatakan untuk menyalakan TV jika mau.

Goyang Kapal Ciremai
Aku ingin berbagi cerita tentang pengalaman pribadiku. Untuk melindungi keluarga, aku menyamarkan nama dan marga. Aku berharap dengan menceritakan ini, beban batinku bisa berkurang. Aku adalah Inge, gadis Kawanua, anak pertama dari 6 bersaudara. Kehidupan keluarga kami sulit secara ekonomi. Aku berhasil tamat SMA berkat beasiswa dari Yayasan Super Semar, tetapi aku sedih melihat kondisi keluarga. Ayahku pegawai negeri, ibuku ibu rumah tangga tanpa keterampilan. Aku ingin membantu ayah, tapi lamaranku di Manado tidak diterima. Aku berpikir untuk ke Jakarta karena banyak lowongan kerja, teringat tetanggaku Mona yang sukses di sana.

Who's The Boss?
Suatu hari di kantor, Sylvia, sekretariku, tampil beda dengan blazer dan rok mini merah. Lipstick merah di bibir dan rambut ikalnya menambah pesonanya. Dia mengatakan bahwa hari itu adalah ulang tahunnya. Setelah bekerja, kami pergi ke restoran hotel bintang lima dan mengobrol sambil makan. Hubungan kami lebih dari sekadar kerja, sering saya ajak jalan. Sylvia cerita tentang mantannya dari Amerika dan pengalamannya dalam hubungan. Setelah makan, saya memberi kejutan dengan hadiah menginap di hotel.

Late Hours
"Para pria, ini Yulita, direktur kreatif baru kami," kata Mr. Jansen memperkenalkan Yulita yang mengenakan jas resmi. Yulita tersenyum, namun terlihat angkuh. Ia memilih untuk menggunakan laptopnya sendiri dan terkesan meragukan peralatan kantor. Meski tidak terlalu cantik, ada sesuatu yang menarik tentangnya. Seharian, dia duduk tenang dan hanya berbicara tentang pekerjaan. Dalam suasana makan siang, ia tetap diam dan responnya terbatas. Dua bulan berlalu, sikap Yulita tetap dingin dan misterius seperti gunung es.