Kategori: Pemerkosaan

Perampokan Aneh
Malam itu udara di kota Gudeg sangat panas. Aku merasa gerah dan gelisah, sementara isteriku tertidur pulas mungkin karena lelah setelah berdagang seharian. Karena kegelisahan, pikiranku melayang-layang. Aku mencoba mengingat kejadian hari itu dan teringat saat menyetor uang ke BCA. Teller yang melayaniku, Mbak Sri, terus tersenyum dan menjilati bibirnya yang bergincu. Aku penasaran dan bertanya mengapa dia tersenyum. Dia menjawab bahwa dia harus banyak tersenyum sebagai teller. Aku lalu bertanya tentang suaminya yang merupakan pedagang kecil.

Memperkosa Seorang Istri Setia 02
Sambungan dari bagian 01 Aksiku selanjutnya adalah dengan memutar tubuh, berada di atas Maryati, memposisikan batang kejantananku tepat di atas wajah wanita yang sudah mulai membara dibakar nafsu birahi itu. Aku ingin mengetahui, apa reaksinya jika terus kurangsang dengan batang perkasaku yang besar dan hangat tepat berada di depan mulutnya. Wajahku sendiri, masih berada diantara selangkangannyadengan lidah dan bibir terus menjilat serta menghisap klitoris dan liang kewanitaannya. Paha Maryati sendiri, entah secara sadar atau tidak, semakin membuka lebar, sehingga memberikan kemudahan bagiku untuk menikmati kelaminnya yang sudah membanjir basah. Mulutnya berulangkali melontarkan jeritan kecil tertahan yang bercampur dengan desisan. Aksi itu kulakukan dengan intensif dan penuh nafsu, sehingga berulang kali kurasakan paha serta tubuh wanita cantik itu bergetar dan berkelojotan. Beberapa menit kemudian mendadak kurasa

Derita Seorang Artis Seksi
Tamara Blezynski dan suaminya baru saja tiba di rumah mereka setelah mengunjungi kerabat di Bandung. Saat mereka keluar dari mobil, tiba-tiba sebuah mobil Panther hitam mendekat dengan lampu yang sangat terang. Tamara terkejut dan tidak secepatnya menyadari mobil tersebut. Tiga orang kemudian menariknya ke dalam mobil. Di dalam, Tamara melihat lima orang dengan penampilan menakutkan, termasuk yang disebut Boss. Tamara berteriak meminta tolong, sambil melawan, tetapi penculiknya mulai mengganggunya dengan cara yang kasar.

Budak Nafsu 02
Hari-hari selanjutnya sangat sulit bagi Vita. Setiap pagi, ia dibangunkan dan dibawa bersama tahanan lain ke tanah lapang untuk bekerja mencangkul. Mereka hanya diizinkan beristirahat setengah jam di siang hari dan kembali ke penjara saat malam. Terkadang, sekelompok penjaga menyeretnya keluar dan memperkosanya. Jika Vita terlihat lelah, komandan penjara akan menghukumnya dengan memecut di depan tahanan lain. Selain itu, beberapa tahanan wanita memukulinya dan menyiksanya karena dianggap terlalu rajin bekerja.

Budak Nafsu 01
Vita terkejut dan tidak percaya saat ia melepaskan baju dan berdiri telanjang di depan enam penjaga. Ia menyadari bahwa ia akan diperkosa, meski sebelumnya ia tidak percaya pada berita tindakan aparat yang tidak senonoh. Vita menggigil, berusaha menutupi tubuhnya, sementara seorang gadis lain yang juga telanjang terlihat lebih kuat dan tenang. Penjaga mengatakan bahwa mereka akan berlatih dengan Vita dan gadis itu, dan yang kalah harus menghibur mereka, dengan ancaman hukuman jika tidak serius.

Kekasihku Diperkosa Polisi
mobil Polantas yang berusaha menghentikan mobil saya. Saya meminggirkan mobil di tempat parkir sebuah toko dan menunggu Polantas tadi mendekati mobil kami. Ia bertanya hendak ke mana kami sampai-sampai kami membawa mobil itu melebihi batas kecepatan. Rupanya alasan saya tidak masuk akal sehingga Polantas tadi meminta STNK dan SIM saya. Setelah melihat surat-surat itu, Polantas itu menjengukkan kepalanya ke dalam mobil kami dan lama sekali mengamati Vira yang duduk terdiam. "Anda harus meninggalkan mobil Anda di sini dan ikut saya ke kantor," perintah Polantas tadi. Akhirnya sepuluh menit kemudian kami sampai ke sebuah kantor polisi yang terpencil di pinggir kota. Waktu itu sudah lewat pukul 11 malam, dan dalam kantor polisi itu tidak terdapat siapa pun kecuali seorang Sersan yang bertugas jaga dan Polantas yang membawa kami. Ketika kami masuk, Sersan itu memandangi tubuh Vira dari bawah hingga ke atas, kelihatan sekali ia menyukai Vira. Kami dimasukkan ke dalam sel terpisah, saling berseberangan. Sepuluh menit kemudian, Polantas yang berumur sekitar 40-an dan berbadan gemuk dan Sersan yang tinggi besar berbadan hitam, dan umurnya kira-kira 45 tahun kembali ke ruang tahanan. Polantas tadi berkata, "Kalian seharusnya jangan mengemudi sampai melebihi batas kecepatan yang ada. Tapi kita semua bener-benar kagum, soalnya dari.

Janin Tak Berayah
Aku dibilang anak dari keluarga broken home setelah ayah dan ibuku bercerai ketika aku baru diterima di perguruan tinggi. Pertengkaran yang sering terjadi menyebabkan pernikahan mereka yang sudah 18 tahun hancur, meskipun kami hidup berkecukupan. Ayahku seorang pejabat yang jujur dan memberikan nafkah cukup. Secara fisik, aku cukup menarik dan menjadi primadona di kampus, tetapi aku tumbuh di bawah pengawasan ketat orang tua. Setelah perceraian, aku ikut ibuku yang menikah lagi dua bulan kemudian.

Hari-Hari Kelabu
Ketat 24 jam. Tidak ada yang bisa masuk sembarangan. Sekitar pukul 9. 15, terdengar suara mengetuk pintu. Aku berlari kecil untuk membukanya dan melihat Joni, tetangga kami, datang dengan tergopoh-gopoh. Ia memberi tahu bahwa apartemen kami dikepung massa yang marah. Kami semua panik, tetapi Joni mencoba menenangkan kami. Kemudian, kami menerima kabar bahwa massa mulai naik ke lantai 2. Kami segera bersiap untuk mengungsi. Joni pamit untuk membereskan barang-barangnya, sementara aku dan Mama mengemas pakaian.

Memperkosa Calon Pengantin 02
Darah yang ada di sekitar kemaluannya dibersihkan dengan lembut. Meskipun merasa menyesal, tindakan itu sudah dilakukan. Ia membersihkan semua darah hingga tidak ada bekas. Ketika dia jilati lagi kemaluannya, dia merasa bahwa ini tidak bisa ditolak. Dia mulai bergetar dan mengencangkan genggamannya. Dia mengajak untuk melakukan sesuatu yang lebih. Meskipun merasa bodoh, dia terus melanjutkan. Mereka saling berpelukan, berciuman, dan bertukar air liur dengan penuh nafsu.

Memperkosa Calon Pengantin 01
Aku pernah berbagi kisah dengan teman-teman pembaca semua, dan aku akan melakukan hal yang sama sekarang untuk yang kedua kalinya. Statusku yang bebas (mahasiswa perantau) membuatku tidak terbatas dalam berbagai aktifitas, walau seringkali diantaranya bermuatan negatif. Pengalaman ini terjadi pada tahun 1999 di bulan November, dimana kota Surabaya sedang diguyur hujan. Merupakan pemandangan langka kalau Surabaya dicurahi hujan, karena lebih sering kota ini berada dalam kondisi kering. Kesempatan itu kumanfaatkan untuk berkeliling mengitari Surabaya karena suhunya agak bersahabat. Aku berkeliling dengan menggunakan angkutan umum, ke tempat-tempat favorit dan belum pernah kujalani sebelumnya. Kali ini aku bersantai di Galaxy Mall, yang banyak dikunjungi WNI keturunan. Mataku liar melirik-lirik wanita putih mulus dan trendy. Di lantai paling atas, mataku tertuju kepada seorang gadis cantik dan seksi, sedang makan sendirian, tak ada teman. Dengan teknik yang biasa kulakukan, kudekati dia. Kami berkenalan sejenak dan dia menawariku ikut makan. Aku bilang aku sudah kenyang. Dia bernama Nina (edited). Kami seumuran atau paling tidak dia lebih tua dua tahun dariku. Setelah ngobrol agak lama, dengan mengeluarkan jurus empuk tentunya, dia mengajakku pulang bersama, karena aku mengaku.

Negro-Negro Pemerkosa
Aku lulus SMA tahun 1996 dan langsung melanjutkan studi di New York. Di sana, aku tinggal di apartemen saudara jauhku bersama temanku dari Jakarta untuk menghemat biaya. Pacarku, Widya, tinggal di apartemen lain karena orang tua tidak setuju kami tinggal bersama. Kami sering diam-diam berhubungan saat roomate tidak ada. Aku berpacaran dengan Widya sejak kelas 3 SMA. Pada akhir 1998, banyak teman yang pulang untuk Natal, termasuk roomate-ku. Aku dan Widya siap pulang liburan, tapi karena kehabisan tiket, kami harus menunggu seminggu. Roomate-ku pulang lebih awal karena ibunya sakit.

Dendam Kesumat
Aku sebenarnya pernah berkenalan dengan seorang pria lewat program chatting. Kisah ini adalah awal aku kehilangan mahkota yang berharga. Pertama kali Irwan berkenalan denganku, dia terlihat seperti gentleman yang menarik hatiku. Aku jatuh cinta padanya. Nama panggilan aku Lina dan dia Irwan. Tak lama, kami menjadi akrab. Irwan sering menjemputku dan aku menganggapnya sebagai calon suami. Namun, aib ini berawal dari kesalahanku saat mempercayakan kunci kamarku padanya. Suatu ketika, aku terbangun dan melihat Irwan sedang bermasturbasi di depanku.