Kategori: Massal
Surti dan Tejo 01
Indra adalah anak tunggal dari keluarga yang terpandang. Ia merasa cukup ganteng dan atletis karena sering berolahraga. Indra memiliki pacar yang kuliah di luar negeri dan sudah beberapa kali berhubungan seksual. Di rumahnya, ada lima pembantu dan seorang satpam. Salah satu pembantu yang tua digantikan oleh anak-anaknya, Surti dan Tejo. Surti berusia 16 tahun, dan Indra menganggapnya menarik. Ia sering menggoda Surti, tetapi kakaknya, Tejo, melarangnya. Indra merasa kesal karena Surti menjauh dan merencanakan untuk mengerjai mereka.
Pesta Seks 03
Sambungan dari bagian 02 Setelah itu, Sony turun dan langsung berjalan dengan santai menuju kolam, batang kemaluannya tetap mengacung ke depan dengan telur kembarnya saling goyang sana, goyang sini. Dia melihat cewek-cewek itu sedang asyik dengan kegiatannya masing-masing. Dia mencari dimana Rini berada. Oh... di situ rupanya. Rini sedang asyik menjilati kemaluan tantenya dengan keadaan menungging, sementara dari belakang Tante Sari menjilati kemaluan Rini. Mereka menjerit dan menjerit keenakan. Sementara itu Tante Nadya asyik menjilati kemaluan Tante Ratih yang berada di atas mulutnya. Tante Ratih merintih, "Ohhh..." Mereka semua tidak tahu akan kedatangan Sony. "Hai... cewek! Siapa yang mau batang kemaluan? ayo ke sini...!" teriak Sony sambil memegangi batang kemaluannya yang berdiri dengan kokoh. Lalu semua mata tertuju ke batang kemaluan Sony yang memang luar
Pesta Seks 02
Sambungan dari bagian 01 Tak beberapa lama kemudian, Sony beralih ke bagian bawah tubuh Rini. Langsung saja Sony merasakan bau kewanitaan yang harum dan segar. Rini selalu merawat kemaluannya dengan telaten. Sony mendekatkan mulutnya pada bibir kemaluan Rini. Ah! Bau khas kemaluan wanita dengan aromanya yang tersendiri semakin menambah nafsu seksual Sony yang memang sudah nge-"JOZZ" dari tadi. Dengan lembut dan penuh kasih sayang Sony menciumi permukaan selangkangan Rini itu yang ditumbuhi bulu-bulu halus kehitaman yang mengelilingi bibir liang kenikmatannya. Kemudian dengan menjulurkan lidah dan dicucukkan sedikit ke lubang kemaluan Rini, sudah cukup membuat Rini mengeluarkan sebuah jeritan kecil. Sony tersenyum mendengarkannya. Terus dicucukkan lidahnya sekali lagi. Rini pun menjerit sekali. Jeritan kecil Rini berubah menjadi jeritan panjang saat ujung lidah Sony menyentuh daging kecil
Pesta Seks 01
Di suatu pagi di puncak villa di Batu Malang, ada sebuah rumah besar bergaya Eropa dengan taman yang indah. Terdapat 7 mobil di garasi, termasuk sebuah limosin. Dinding tinggi mengelilingi rumah yang luasnya hampir 1/3 dari pulau Bali. Di halaman belakang ada kolam renang, lapangan tenis, basket, dan bola, serta 50 pembantu wanita. Rumah itu memiliki 100 kamar, termasuk kamar utama yang lengkap dengan berbagai fasilitas. Di dalam kamar tersebut ada sepasang kekasih, Sony dan Rini, yang sedang berpelukan.
Susan, Lingga dan Siska
Namaku Adi, mahasiswa angkatan 2000. Kisah ini berlangsung pada bulan April 2001 saat kami menjalani mid-test. Semua bencana dimulai ketika Susan dan Lingga, teman sekelasku, memintaku untuk belajar bersama. Karena IP-ku hampir 4. 0, aku tidak curiga dan mengabulkan permintaan mereka. Aku juga sering memperhatikan mereka yang duduk di belakang. Setelah kuliah, Lingga mengajakku ke tempat kostnya bersama Susan. Sepanjang jalan, aku terus memikirkan tubuh Susan dan ingin meremasnya, meskipun berusaha mengendalikan pikiran kotor.
Petualangan Bersama Si Kembar
Memang biasa jika ada anak kembar yang memiliki selera yang sama, termasuk dalam memilih pacar. Namun, aku memiliki pengalaman luar biasa dengan dua kembar di sekolahku. Aku tidak berpacaran dengan salah satu dari mereka, tetapi melakukan hubungan intim dengan keduanya sekaligus. Pada suatu hari, teman-temanku dan aku ngobrol tentang cewek dan seks. Temanku Alf bercerita tentang pengalamannya dengan salah satu kembar yang gagal karena ketahuan penjaga sekolah. Meskipun kecewa, Alf senang bisa mencium dan meremas dada gadis itu. Ketika kedua kembar itu lewat, Alf ingin mendekati, tetapi langsung duduk lagi karena terlihat penjaga sekolah. Aku mengamati kedua gadis itu yang tidak terlalu cantik, tapi cukup manis. Dua hari kemudian,
Akal-Akalan 02
Sekali, pagi itu, saya merasa lebih bebas, tetapi setelahnya, saya sakit karena luka kaki saya berdarah lagi. Suster Vita membantu mengobati luka saya, sambil mereka ingin melihat keadaan saya setelah semalaman. Sekitar jam 5:00, saya tidur lagi sampai jam 7:20, lalu dibangunkan untuk mandi pagi, yang dibantu oleh Suster Vita. Di pagi hari, Dokter Vivi memeriksa saya dan bertanya tentang rasa sakit di kaki. Saat dia memeriksa dengan stetoskop, saya merasa aneh dan gugup, karena saya takut dia melihat reaksi tubuh saya.
Akal-Akalan 01
Saya seorang pemain bola dan mengalami patah tulang ringan akibat tabrakan. Saya dirawat di rumah sakit di kamar VIP dan merasa bosan, meski sudah sehat. Suatu pagi, saya terbangun karena suster yang cantik membangunkan saya. Kami bercanda tentang mimpi saya dan dia bertanya apakah saya sudah mandi. Suster itu membawa perlengkapan mandi dan mulai menyingkap selimut saya. Saat dia melihat tubuh saya, dia terkejut dengan ukuran kelamin saya yang tidak biasa.
Gairah di Persimpangan Jalan 02
Sambungan dari bagian 01 Tubuh mulus putih itu kini menggelinjang-gelinjang di pangkuan Ari, sentuhan tangan Ari tidak hanya terbatas itu saja dan pada suatu kesempatan telunjuknya masuk ke lubang vagina Shinta dan di tusuk-tusukan lembut. "Uuugghhh.. ooogghhh.. oogghhh.. Arrr.. aaaghhh.. tusuk terussss.. sshhh.. Arrr.." pinta Shinta terbata-bata memelas. Matanya merem melek, kedua bibirnnya terbuka mendesis, mendesah dan kedua pahanya ia buka lebar-lebar menikmati sensasi yang ada. Tangannya mecoba menggapai karpet untuk diremas karena ia menahan rasa ngilu, geli dan nikmat bercampur jadi satu karena permainan dua jari Ari. Kepalanya terlihat sesekali terangkat tak kuat menahan sensasi dua jari dari Ari. Shinta lalu melipat lututnya dan membuka lebar-lebar agar tangan Ari mampu membuatnya menggapai orgasme yang dirindukannya. Tubuhnya semakin bergelinjang hebat dan kini tangan Shinta mulai
Gairah di Persimpangan Jalan 01
Ari Rumaidi adalah mahasiswa Informatika di Jakarta yang memiliki tinggi 170 cm dan berat 58 kg. Ia sangat pintar dalam pemrograman dan mengelola bengkel servis handphone. Di liburan semester kali ini, ia memilih mengotak-atik elektronik di kios servis HP daripada pulang ke rumah neneknya di Bandung atau orang tuanya di Semarang. Suatu hari, Shinta, yang dikenal di kampus, datang ke kiosnya meminta bantuan untuk memperbaiki handphone-nya yang bermasalah.
Terlanjur Basah Ya Sudah 03
Sambungan dari bagian 02 Setelah beberapa saat, ketiganya terdiam menikmati orgasme mereka masing-masing dengan nafas yang terengah-engah. "Gila... kamu Nov. Memek kamu kuat sekali kalau menjepit ya..," puji Arya sambil duduk di sisi ranjang di sebelah Mbak Rani. Nova hanya tersenyum mendengar kata-kata itu. "Kalo sama punya Mbak Rani, kuatan mana..?" goda Nova sambil mendekati Arya dan melirik sebentar ke arah Mbak Rani. "Ah.. apa-apan sih kamu, Nov..?" sahut Mbak Rani dengan sedikit malu. Lalu ketiganya bercanda sambil berpelukan di sisi ranjang. "Eh... Kalian masih kuatkan..?" tiba-tiba Mbak Rani memotong pembicaraan mereka sambil menoleh ke arahku. Lalu ketiganya pun menoleh ke arahku yang masih menahan nafsu akibat melihat persetubuhan yang baru saja kusaksikan tanpa dapat berbuat apa-apa. "Kalo bareng-bareng, boleh nggak Ran..?" tanya Arya kepada
Terlanjur Basah Ya Sudah 02
Dan di depan pintu kulihat Mbak Rani dan kedua temannya sudah berdiri tanpa sehelai benang pun. Aku terkejut dan segera bangun dari tidur, membenahi celanaku yang turun. Seorang lelaki di antara Mbak Rani dan perempuan itu segera mengangkat kakiku dan mendorong tubuhku, membuatku terjatuh ke belakang. Ia naik ke ranjang dan duduk di atas dadaku, memegang tanganku. Mbak Rani dan temannya mendekat dan memberi instruksi untuk tetap memegang tanganku. Aku mencoba berontak, tetapi Arya menekan tubuhku dan tersenyum sambil mengusap pahaku.