Kategori: Konvensional

Kenikmatan yang Terkubur
Kisah ini terjadi saat Ivan masih kuliah di universitas negeri di kota L. Ivan dikenal oleh banyak orang di kampusnya karena tampannya, hingga dijuluki "Abang Tampan". Ia memiliki wajah yang menarik, rambut gondrong, dan tidak pernah berjerawat. Meskipun memiliki kelebihan tersebut, Ivan cukup pemalu tentang cinta karena latar belakang sederhana dan norma agama keluarganya. Kisahnya dimulai ketika ia bertemu Meli, seorang gadis dari kota M, yang menarik perhatian Ivan dengan senyumnya dan penampilannya yang mempesona.

Romantika Kelabu
Namaku Denny Tyas, aku seorang teknisi komputer. Beberapa bulan lalu, aku mengenal gadis cantik bernama Cindy Kosasih di sebuah pesta. Dia tinggal di Pondok Indah dan sedang liburan dari studinya di Melbourne. Cindy berasal dari keluarga kaya dan tidak sombong. Sekarang, dia adalah pacarku, namun hubungan kami tidak diketahui orang tuanya. Suatu malam, dia menelepon minta ditemani karena rumahnya kosong. Malam itu, aku juga memikirkan masa depan.

Cinta Abadi
Hai, nama saya Noni. Sekarang saya kuliah di universitas di Amerika. Cerita ini dimulai dua tahun lalu saat saya dan Sinyo mulai pacaran. Saya ragu karena saya akan pindah ke Amerika, tetapi kami sepakat untuk menjalaninya. Setelah lulus, Sinyo ingin kuliah di Bandung. Dia sering merindukan saya dan meminta saya untuk menyusulnya. Saya menyusulnya dan menyewa kamar di kostnya. Hari-hari awal kami penuh canda. Kami pernah melakukan petting, tapi tidak melewati batas. Pada hari keenam, saat kost sepi, kami bercengkerama dan terjadi sesuatu yang berbeda. Sinyo mulai mencium dan membukakan kancing bajuku.

Ririn
Saya pertama kali bertemu Ririn saat mengantarkan pacar saya pulang ke kostnya. Ternyata, kost itu dihuni oleh 16 cewek, termasuk tiga mahasiswi dan yang lainnya adalah cewek night club. Suatu hari, saya menemukan catatan di pintu kamar pacar bahwa dia pulang ke Bandung. Ketika saya turun tangga, Ririn keluar dari kamar mandi dan tersenyum. Saat lewat, saya melihat Ririn yang sedang berdiri di depan cermin tanpa baju. Ririn kemudian bertanya apakah saya kecewa pacar saya tidak ada dan mengusulkan untuk "mainin Ririn saja".

Kereta Api Bandung-Jakarta
Urusan kantor sudah selesai dan aku harus kembali ke Jakarta untuk bertemu pacarku malam ini. Rasanya sangat capek, terutama otakku. Aku pergi ke Stasiun Bandung untuk mengejar Kereta Api Argo Gede. Tiket sudah dipesan oleh rekanku, dan aku mendapat tempat duduk di Kereta I bangku 8B. Setelah menemukan tempat duduk, aku mulai terpejam dan membayangkan pacarku. Seorang gadis duduk di sebelahku dan aku merasakan wangi parfumnya. Kereta berangkat, dan aku merasa sangat ngantuk. Tangan kujatuh ke samping dan menyentuh kaki gadis itu beberapa kali. Aku meminta maaf dan kembali terkantuk-kantuk. Ketika tanganku jatuh lagi, aku merasakan tangan halus menyentuh tanganku, dan aku diam saja.

Antara Perjaka dan Perawan 03
Setan-setan burik di belakangku bersorak gembira, meningkatkan semangatku. Aku bertanya kepada Dina apakah dia kecewa karena aku menginginkan keperawanannya. Dina tersenyum dan siap menyerahkan apa yang bisa dia berikan. Setan-setan bersorak lagi, dan aku mulai merasakan tubuhnya. Dina menunjukkan reaksi, matanya terpejam dan wajahnya berkeringat. Aku memeluknya dan berbisik manis, dia merespons dengan lembut. Sentuhanku membuatnya merasa campur aduk, dan aku terus melanjutkan dengan penuh nafsu.

Antara Perjaka dan Perawan 02
Sambungan dari bagian 01, seminggu ini pikiranku suntuk dan buntu karena nafsu seks-ku tak terlampiaskan. Biasanya aku ber-o-i-nani-keke, tetapi sejak mengenal Dina, aku ingin merasakan seks yang sesungguhnya. Aku menyesal tidak mengajak pacarku untuk seks karena dia sangat mencintaiku. Sekarang saatnya melepaskan fantasi itu. Dina naksir padaku, dan aku juga menyayanginya meski belum bisa mencintainya. Kami sampai di perumahan TS di Malang, dan aku mengajak Dina masuk ke dalam rumah.

Antara Perjaka dan Perawan 01
Ini pengalaman pertama seks saya dengan wanita. Mungkin saya keterlaluan sekali menurut anda, tapi itulah kenyataannya. Nama saya Ari, umur 25 tahun, baru lulus kuliah di Malang. Kejadian ini baru beberapa minggu lalu, jadi saya ingat jelas ucapan dan perbuatan saya. Saat itu, orangtua dan kakak saya ada resepsi di Jakarta, dan saya bertugas menjaga rumah kakak yang kosong. Saya lupa hari apa saat mengenal gadis itu, tapi itu sehari setelah mereka berangkat. Setelah bangun tidur dan mandi, saya berangkat pulang ke rumah orangtua untuk sarapan. Selesai sarapan, saya duduk santai di teras sambil membaca koran dan mencari peluang kerja, rutin saya sehari-hari seperti surfing Internet, main game, atau nonton film.

Nasabah Idolaku
Selamat pagi Mbak, saya ingin mengecek saldo rekening PT SAE. Ini adalah pertanyaan biasa dari seorang nasabah, Yudhi. Saya cukup akrab dengannya karena sering berbicara di telepon dan bertemu di bank. Yudhi seorang wiraswasta muda yang tenang, tetapi terlihat serius. Suatu hari, saat menunggu taksi, Yudhi menawarkan untuk mengantar pulang. Dalam perjalanan, Yudhi menunjukkan selera humor yang baik dan mengajak makan malam. Saya setuju, tetapi minta diantar pulang dulu untuk mandi. Di rumah, saya menyadari tidak membawa handuk, jadi saya meminta Yudhi untuk mengambilkan.

Ketika Cinta Harus Memilih 03
Aku terbangun sekitar jam 11 malam dan melihat Rani masih tidur. Aku bangun dan menyelimuti dia, lalu pergi ke kamar mandi untuk mandi air hangat yang menyegarkan. Setelah mandi sekitar 20 menit, aku merasa kaget karena ada sesuatu yang menyentuh punggungku. Ternyata Rani sudah bangun dan masuk ke kamar mandi, memelukku dari belakang. Dia bertanya jika bisa ikut mandi, dan mulai mengusapkan sabun. Nafsuku meningkat saat dia merasakan tubuhku dan mulai merangsangku.

Ketika Cinta Harus Memilih 02
Pagi itu, aku bangun kesiangan dan semua orang di rumah sudah pergi. Setelah mandi, aku berangkat ke kampus meski tidak bisa fokus karena terus memikirkan Rani. Pulang sekitar jam 3 sore, rumah masih sepi. Saat menonton TV, Rani keluar dari kamarnya dengan pakaian rapi dan meminta temanku untuk menemaninya nonton. Aku setuju dan cepat ganti baju. Rani menyarankan pergi dengan mobilnya, dan saat di perjalanan, aku tidak bisa berhenti melirik kepahanya. Di bioskop, aku beranikan memeluknya dan Rani tidak menolak.

Ketika Cinta Harus Memilih 01
Aku lihat sekali lagi catatanku. Benar, itu rumah nomor 27. Pasti itu rumah Om Andri, kerabat jauh ayahku. Kuhampiri pintunya dan kutekan bel rumahnya. Tidak lama kemudian muncul seorang perempuan cantik yang bertanya siapa yang mencarinya. Aku memperkenalkan diri dan mengonfirmasi bahwa ini adalah rumah Om Andri. Dia memanggil Om Andri, dan setelah menyambutku, Om Andri memberitahu bahwa papi sudah menelepon. Aku datang ke kota ini karena diterima di universitas dan tinggal di rumah Om Andri. Rani, anak Om Andri, menjadi teman baikku, dan aku sering membantunya dengan pelajaran sekolah. Sekarang sudah 3 bulan aku tinggal di sini dan merasa betah.