Kategori: Konvensional

Secret Lover 03 - cerita kategori Konvensional
Konvensional

Secret Lover 03

👀 20 ⭐ 0.0

Sambungan dari bagian 02 Kini keadaan kami tak ubahnya tatkala pertama kali kami dilahirkan, tanpa selembar benang pun menutupi tubuh kami berdua. Perlahan kubuka paha Revy dan mengarahkan wajahku ke sana. Bagai tersengat, nafas Revy tertahan ketika ia mulai merasakan sesuatu yang lembut membelai organ kewanitaannya. Lembut sekali kumainkan lidahku di liang kewanitaannya, memberinya suatu sensasi oral yang tak terkatakan. "Ryo... uuhhh... hhhmmm..." terdengar lembut suara Revy berbisik, di antara desah nafasnya yang memburu. Terus kuperlakukan dia dengan penuh kasih sayang. Jilatan lembut diselingi gigitan kecil dan hisapan perlahan terus mendera organ kewanitaannya, membawanya makin tinggi terbuai dalam gulungan hasrat yang perlahan-lahan merambati seluruh aliran darahnya. Menit demi menit berlalu hingga... "Ryooo... aahhh..." serunya tertahan seraya mencengkeram rambutku. Puncak itu telah datang menderanya, menenggelamkannya pada

Secret Lover 02 - cerita kategori Konvensional
Konvensional

Secret Lover 02

👀 19 ⭐ 0.0

Sesampainya di rumah, saya membuka file-file lama dan menemukan dua potongan karcis film "Speed" dari tahun 1994. Saya tersenyum mengingat wajah Revy yang mengagumi Keanu Reeves di film tersebut dan bagaimana dia mendorong saya untuk meniru potongan rambutnya. Saya suka menyimpan benda-benda yang menyimpan kenangan. Malam itu, saya tertidur dengan senyum, mengingat indahnya kenangan. Di rapat siang itu, meskipun lapar dan haus, saya merasa jenuh dan mengantuk mendengar General Manager saya yang terus mengomel.

Nick Name ^NITA25^ - cerita kategori Konvensional
Konvensional

Nick Name ^NITA25^

👀 18 ⭐ 0.0

Namaku Niko, umurku 21 tahun, kuliah di Makassar. Sepulang kuliah, aku sering membuka internet, dan hari ini aku ke warnet agar bisa lebih lama. Aku sering buka situs 17tahun.com dan membaca yang menarik. Saat itu, seorang wanita cantik masuk, mengenakan baju ketat dan rok hitam, dan duduk di sampingku. Aku tidak bisa berhenti menatapnya. Dia tersenyum, dan saat aku chatting, ia menyapaku dengan nama ^Nita 25^. Tiba-tiba, Nita bertanya kenapa aku hanya chatting dan tidak buka situs lain.

Yang Tak Kusangka - cerita kategori Konvensional
Konvensional

Yang Tak Kusangka

👀 16 ⭐ 0.0

Aku punya seorang tetangga yang tinggal di seberang rumah, namanya Ana, tapi kupanggil Ci Ana karena ia wanita keturunan Chinese. Aku tidak suka pada cara hidupnya yang menurutku terlalu santai. Ia sudah menikah dan memiliki seorang anak bernama Rachel. Ci Ana mudah bergaul dan akrab dengan orang lain, termasuk isteriku, Rini. Aku merasa muak saat ia sering memanggil orang dari jauh. Aku tidak ingin akrab dengannya karena tidak suka dengan tetanggaku yang baru pindah dua bulan yang lalu. Beberapa hari lalu, aku melihat Ci Ana saat ia lewat dan mengenakan kaos dari produk cat "CATYLAC".

Unchained Melody - cerita kategori Konvensional
Konvensional

Unchained Melody

👀 17 ⭐ 0.0

Seminar tentang manajemen bisa menjadi penyegaran dari kesibukan kantor, terutama jika pembicaranya menarik. Meskipun tak terlalu berminat, aku harus hadir karena tugas. Sesi pertama dan kedua tidak menarik, hingga sesi ketiga yang paling sulit dilalui karena kantuk. Namun, seorang wanita cantik bernama Natasya Kusumawati hadir menjadi pembicara. Ternyata, dia adalah teman SMA-ku yang pertama kali kucintai dan juga yang membuatku patah hati. Selama sesi, aku tidak bisa fokus pada materi seminar karena terpesona olehnya. Setelah sesi, dia menjawab banyak pertanyaan dari peserta.

Bercinta dengan Wanita Gemuk - cerita kategori Konvensional
Konvensional

Bercinta dengan Wanita Gemuk

👀 16 ⭐ 0.0

Siapa bilang bercinta dengan wanita gemuk melelahkan? Menurut saya, itu malah mengasyikkan dan penuh kenikmatan. Pengalaman saya dimulai ketika hujan rintik-rintik di klinik tempat saya bekerja yang sepi. Dengan hanya tiga pasien, saya dan seorang bidan bernama Emi duduk di ruang jaga perawat. Saya bertanya pada Emi, "Hujan-hujan begini enaknya ngapain ya. . ? " Emi menjawab enak makan gorengan sambil minum kopi, sementara saya lebih suka tidur berselimut tebal. Kami terus bercanda tentang selimut dan siapa yang dijadikan selimut.

Gairah yang Menggebu 02 - cerita kategori Konvensional
Konvensional

Gairah yang Menggebu 02

👀 18 ⭐ 0.0

"Ini saya. . ," gumam Wawan lirih. "Siapa, kamukah Yodi. . ? Mengapa kamu kembali lagi padaku. . ? '' sahut Bu Mira agak keras. "Bukan, ini saya Bu. . , Wawan. . ," Wawan berterus terang. "Wawan. . ! " kaget Bu Mira mendengarnya. "Apa yang kamu lakukan pada Ibu, Wawan. . ? Bicaralah. . ! Mengapa Ibu kamu perlakukan seperti ini. . ? " tanya Bu Mira. Wawan kemudian bercerita tentang ketertarikannya pada Bu Mira dan bagaimana Bu Mira dapat hidup sendiri selama setahun. Ia juga menceritakan yang ia lakukan terhadap Bu Mira saat tidak sadar. Bu Mira tertegun dan mengatakan bahwa ia menginginkan laki-laki, tapi bukan cara seperti ini. "Terus terang saya malu Bu," kata Wawan. "Tapi berterus terang lebih sopan dan terhormat daripada harus memperlakukan Ibu seperti ini. "

Gairah yang Menggebu 01 - cerita kategori Konvensional
Konvensional

Gairah yang Menggebu 01

👀 16 ⭐ 0.0

Wawan adalah seorang bujangan 28 tahun yang kebingungan karena mendapat panggilan kerja mendadak dari perusahaan di luar kota. Dia harus mencari tempat tinggal dengan cepat karena waktu yang diberikan hanya empat hari sebelum tes wawancara. Setelah menginap dua hari, Wawan melihat iklan di surat kabar tentang kos-kosan. Dia segera pergi ke alamat yang tertera dan mengetuk pintu. Seorang wanita tua membuka pintu dan menanyakan keperluannya. Wawan menjelaskan tentang kamar yang dia baca di surat kabar.

Lola Penjaga Apotik - cerita kategori Konvensional
Konvensional

Lola Penjaga Apotik

👀 18 ⭐ 0.0

Kisah ini menceritakan pengalaman seorang pria yang menikah di usia 30 tahun. Di awal dua puluhan, dia kesulitan menarik perhatian wanita. Namun, setelah berusia 25 tahun, dia merasa memiliki daya tarik alami. Salah satu wanita yang menarik perhatiannya adalah Lola, seorang pramuniaga apotik yang cantik dan ramah. Setelah beberapa kali bertemu, dia memberanikan diri untuk berkenalan dengan Lola saat apotik sepi. Mereka saling memperkenalkan diri dan berbagi momen yang penuh ketertarikan.

Roy, Anak Rantau 02 - cerita kategori Konvensional
Konvensional

Roy, Anak Rantau 02

👀 17 ⭐ 0.0

Sambungan dari bagian 01 Bi Ijah terus melakukan blowjob dengan menghayatinya. Dia menghayati setiap lekuk dan benjolan-benjolan urat yang ada di batang kemaluan Roy yang membengkak itu. Roy yang sudah sangat bernafsu tidak mau ketinggalan, tangannya bergerilya dan meremas-remas payudara Bi Ijah, dan tangan yang satunya lagi menari-nari di lubang kemaluan Bi Ijah yang sudah basah lagi, daging kecil yang menyembul di situ pun tidak ketinggalan dijadikan mainan jari-jarinya. Lalu ditariknya pantat Bi Ijah mendekati mulutnya. Bi Ijah pun mengerti maksud Roy, lalu mereka pun membentuk posisi 69 dengan posisi Roy ada di bawah. Roy yang disodori pantat sexy milik Bi Ijah dengan bernafsu sekali menjilati, menusuk-nusuk dan menyedot-nyedot vagina dan klentitnya, serta jari-jarinya menusuk-nusuk kecil ke dalam lubang pantat Bi Ijah. Bi Ijah yang

Roy, Anak Rantau 01 - cerita kategori Konvensional
Konvensional

Roy, Anak Rantau 01

👀 17 ⭐ 0.0

Cerita ini fiktif dan hanya imajinasi pengarang. Jika ada kesamaan nama atau tempat, itu kebetulan. Tokoh utama bernama Roy, seorang pemuda dari Semarang yang bersekolah di Jakarta. Roy tinggal di rumah kost dekat sekolahnya, bersama 15 orang lainnya yang sebagian besar sudah bekerja. Ada juga tiga pembantu: Bi Ijah dan Bi Ipah yang berusia 35 tahun, serta Udin yang berumur 26 tahun. Roy adalah sosok ramah dan cepat bergaul, terutama dengan rekan-rekan kost seperti Cie Leni, Cie Mega, Cie Lusi, Cie Mira, Mbak Rani, dan Ko Rudi.

Tukang Jamu - cerita kategori Konvensional
Konvensional

Tukang Jamu

👀 19 ⭐ 0.0

Langsung saja, aku Jimmy (28). Di usia yang hampir 30, aku belum mendapat pekerjaan yang baik, meski sudah memiliki gelar Sarjana Pertanian. Mencari kerja di Surabaya sulit, jadi tahun lalu aku merantau ke Kupang, NTT, untuk membantu kakakku Bram yang memiliki kios sembako. Kakakku yang merupakan pegawai negeri meminta bantuanku mengelola bisnis kecil itu. Setelah 6 bulan, kiosnya maju berkat kerja kerasku, meski terkadang aku merasa capek mengurusnya dan hanya dibantu oleh Nurce, pembantu rumah tangga kakakku. Suatu siang, aku bertanya pada Nurce tentang obat untuk mengatasi kecapaian. Nurce tidak langsung menjawab.