Kategori: Konvensional
Dukun Cabul
Sekitar setahun setelah bercerai, seorang teman mengajak saya untuk pasang susuk. Awalnya saya tidak tertarik, tetapi setelah penasaran, saya ikut pergi. Dukun yang saya temui ternyata tidak seperti yang saya bayangkan, dia tampak baik dan agak ganteng. Dukun bertanya tentang status saya dan jadwal mens. Ketika saya menyatakan maksud kedatangan, dia menjelaskan bahwa pemasangan susuk harus dilakukan lewat senggama. Meskipun merasa malu, saya akhirnya setuju dan dia mencari tanggal yang tepat berdasarkan jadwal mens saya. Pada hari yang ditentukan, saya kembali ke sana.
Bercumbu di Locomotive
Nama saya Adul Roman, bekerja di Perusahaan Umum Kereta Api sebagai Pembantu masinis. Tugas saya ringan, hanya membantu masinis Yanto yang mengoperasikan kereta api Argo Bromo dari Stasiun Jatinegara menuju Stasiun Gambir. Setelah tiba di Gambir, saya melapor bahwa kereta siap berangkat. Dalam perjalanan, saya melihat seorang wanita dan menyapanya. Dia bilang ingin ke Surabaya tetapi tidak punya tiket. Saya mengajaknya naik ke kabin lokomotif dan membantu dia naik. Teman saya Yanto bertanya tentang wanita itu.
Kisah Cintaku
Tahun 1986, aku mulai kuliah di perguruan tinggi di kota B dan bertemu dua gadis dari kota C, Yenni dan Nani, yang kost di dekat kampus. Aku jatuh hati pada Yenni yang pendiam dan cantik, sementara Nani yang cerewet dan seksi sering mengganggu hubungan kami. Yenni memberi kesempatan pada Nani untuk mendekat padaku, tetapi aku bersikap cuek. Setelah setahun enam bulan, saat Nani menangis di kamarnya, aku merasa iba dan tanpa sadar berkata bahwa aku menyayangi dia, dan dia langsung memelukku.
Cerita Cinta
Nama saya Haviez, berumur 25 tahun, bekerja sebagai sekretaris di perusahaan komputer di Bekasi, dan berasal dari Jawa Tengah. Cerita ini dimulai pada tahun 1999 saat perusahaan kami menawarkan kursus komputer. Saya baru putus dengan Leni dan mulai tertarik pada Mia yang memiliki senyum manis dan bentuk tubuh menarik. Mia didaftarkan oleh pria yang saya duga adalah pacarnya. Saya mendekatinya dengan membantu soal kursus. Mia sering curhat tentang pacarnya, Asep, yang kurang perhatian. Saya mulai mengantarnya pulang dan mencoba menunjukkan perhatian.
Mantanku
Cerita ini adalah tentang kenangan tak terlupakan Eml Amn bersama mantannya. Kejadian berlangsung pada malam Agustus 1994, sekitar pukul 21. 30. Dengan bulan purnama, mereka dapat melihat wajah masing-masing. Eml mengemudikan mobil Kijang Rover di pantai Ancol dan memulai pembicaraan, menanyakan tentang Rg, mantannya, yang mengaku dekat dengan seseorang bernama Ptt. Eml merasa kangen dan mengingat kembali hubungan mereka yang dulunya terbatas. Rgn menceritakan pergaulannya di SMA swasta.
Saat Pertama Ika Melihat Barangku
Aku punya murid les privat SMU kelas satu bernama Ika. Dia anak pertama dari dua bersaudara. Kami sudah dekat seperti kakak beradik. Ika sering menyandarkan badannya ke aku dan tidak keberatan saat aku mengelus kepalanya. Aku merasa ada yang kurang meskipun kami dekat. Ika sedang menarik perhatian, tapi dia baru mengenal aku. Aku sering membayangkan bagaimana rasanya jika dia melihat kemaluanku. Saat pelajaran Biologi, Ika menggambar organ reproduksi pria dan aku meledeknya, yang membuat dia tertawa.
Email Affair
Seperti yang para pembaca ketahui, saya akan menceritakan apa yang terjadi setelah mengirim kisah saya ke 17Tahun.com. Setelah itu, saya menerima banyak e-mail dari pembaca yang menyukai kisah saya. Banyak dari mereka yang ingin bercinta dengan saya, dan saya sering bermasturbasi sambil membaca e-mail itu. Salah satu e-mail datang dari seorang cowok Indonesia bernama Herman Irwanto yang juga berada di Roma. Ketika Erick tidak di rumah, saya mengundang Herman ke rumah, dan dia terlihat senang melihat si Polly di dalam kandang.
Bercinta dengan Guru Bahasa Inggris
Sejalan dengan waktu, kini aku bisa kuliah di universitas keinginanku. Namaku Jack, sekarang aku tinggal di Yogyakarta dengan fasilitas yang sangat baik. Aku beruntung bisa bekerja sambil kuliah, sehingga penghasilanku tinggi. Aku bertemu dengan guru bahasa inggrisku, Ibu Shinta, di reuni SMA. Dia masih terlihat muda dan menarik. Kami mengobrol lama hingga waktu berlalu cepat. Setelah mengantar Ibu Shinta ke pintu gerbang, dia ingat tasnya tertinggal di kelas, jadi kami kembali ke sana dan mengingat masa lalu.
Saat-saat Indah Bersama Anggie
Nama saya Don, saat ini saya kuliah di perguruan tinggi di Bandung. Cerita ini terjadi setahun lalu setelah ujian akhir. Saya pulang ke Jakarta menggunakan KA Parahyangan dan menunggu bus Steady Safe di Stasiun Gambir. Di halte, saya melihat seorang cewek SMA yang cantik bernama Anggie. Saya mengenalnya dan memberi alamat kos serta nomor telepon saya. Keesokan harinya, saya bersama ibu dan adik liburan ke Singapore selama 4 hari dan menginap di Orchard Parade Hotel. Saya berjalan sendiri keliling Singapore.
Pembantu Baru
Pagi itu, setelah bermain golf di Ciracas, aku merasa sangat lelah karena menyelesaikan delapan belas hole, biasanya hanya sembilan. Ryan memaksaku untuk terus bermain. Aku memanggil Marni, pembantuku, agar memijatku setelah malam sebelumnya yang melelahkan. Aku berbaring di tempat tidur, tetapi Marni tidak segera datang. Tiba-tiba, suara perempuan lain terdengar, menawarkan diri untuk memijatku menggantikan Marni. Aku melihat pembantu baru yang manis dan belum pernah kukenal sebelumnya.
Calon Asisten
Sudah seminggu Lenny, sekretarisku, mengeluh tentang tugasnya yang semakin banyak karena aku membeli beberapa perusahaan baru. Sebagai sekretaris pribadi, Lenny harus mengetahui semua permasalahan bisnisku secara detail, sehingga dia merasa kerepotan. Karena keluhannya, aku menyuruhnya mencari asisten. Lenny senang dan tahu bahwa asistennya harus memuaskan baik pekerjaan maupun seks. Setelah screening, Lenny menyetujui enam calon asisten untuk diuji langsung, dan dia tersenyum menceritakan betapa cantiknya mereka. Aku hanya tertawa mendengar pikiran Lenny.
Bi Asih 02
Aku duduk di sofa panjang, sementara Bi Asih duduk di karpet. Aku meminta Bi Asih untuk melihat pinggang belakangku yang agak nyeri. Dia pindah ke sofa dan memeriksa, mengatakan tidak ada yang salah. Lalu, aku teringat kejadian malam sebelumnya yang membuatku berpikir nakal, dan merasa Bi Asih tidak akan marah. Aku bilang padanya untuk merem supaya aku tidak malu, dan dia setuju. Aku kemudian mengajak Bi Asih untuk menyentuh diriku, tapi dia mulai curiga dan membuka mata.