Kategori: Konvensional

Susan yang Kesepian
Aku seorang manager di sebuah perusahaan besar di Jakarta. Susan adalah karyawati yang bekerja sebagai operator. Aku menjelaskan bahwa dia sudah memiliki anak, tetapi masih muda dan tampak menarik. Dia menunjukkan perasaan padaku dengan memperhatikan ketika aku melintas. Dia senang menyerahkan surat ke ruanganku meski ada office boy dan office girl. Suatu ketika, setelah duduk bersamanya, kami bercanda dan aku menggoda untuk memegang pahanya. Aku meminta dia lembur dan berencana mengatur situasi agar bisa bersamanya.

Gadis Cantik Bermata Sipit
Tiga bulan pertama, seorang teman baru bernama Ahung datang ke kantor. Dia adalah wanita keturunan, tinggi 167 cm, berat 50 kg, dan dikenal ramah serta senang memakai rok mini. Aku sering makan siang bersama manajernya dan rekan-rekan kerja lainnya. Suatu hari, saat memilih meja, aku dan Ahung tak sengaja bertabrakan. Aku memeluknya untuk mencegahnya jatuh dan merasakan wangi parfumnya yang mahal. Setelah makan siang, kami kembali ke kantor tanpa melanjutkan hubungan serius.

My Customer
Kejadian ini terjadi seminggu yang lalu. Aku bekerja di bagian EDP di Jakarta dan juga menjalankan kursus komputer. Ibu Vivi, klienku, menghubungi untuk belajar mengirim e-mail. Kami sepakat bertemu jam 7 malam setelah dia pulang kerja sebagai interpreter bahasa Jepang. Aku tiba di Apartemennya di Benhil dan dia langsung menghidupkan komputernya. Masalah e-mailnya teratasi karena dia hanya lupa mengklik "send & receive". Dia juga minta diajari browsing, tapi tampak kaku saat memegang mouse, dan terjadi sedikit momen tidak nyaman saat aku memberikan contoh.

Anieku Sayang, Anieku Hilang
Pengalaman pertamaku membawaku untuk ingin menikmati kembali masa bersama Anieku yang hilang. Aku tinggal bersama adikku di kota S dan sedang kuliah sambil bekerja. Kami punya tetangga bernama Bu Anie, yang aku panggil Mbak. Dia masih muda dan cantik meski sudah memiliki anak. Suatu hari, Mbak Anie meminta bantuanku untuk belajar komputer karena dia sedang mengikuti kursus. Hari-hari berikutnya, terjadi beberapa cerita saat dia belajar Excel.

Teman Sekantor 02
Fafa meratakan spermaku ke berbagai bagian tubuhnya dan kemudian basuh dengan air. Setelahnya, aku membantunya menggosok sisa sabun. Fafa kemudian mau keluar untuk berbaring di tempat tidur. Kami bercakap soal rasa lapar dan akhirnya makan bersama mie goreng. Saat makan, Fafa duduk di atasku dan mulai bergerak. Dia meminta untuk memegang piring, sementara dia memperkenalkan penisku ke vaginanya. Kami terus makan sambil melakukan itu. Setelah selesai, aku mengambil minuman dingin. Fafa bertanya jika sudah siap, namun aku menjawab untuk menunggu lebih dulu.

Teman Sekantor 01
Aku bekerja di perusahaan keuangan di Jln. Jendral Sudirman, Jakarta. Usia 30 tahun, tinggi 175 cm, dan berat 69 kg. Seminggu lalu, sekitar jam 7 malam, aku mau pulang ada janji dengan teman di Cinere. Di front office, aku melihat Fafa yang juga mau pulang. Dia ingin ke Lebak Bulus, jadi kami pulang bareng. Fafa cantik, berdarah Arab, dan memiliki ciri khas fisik menarik. Sedangkan di jalan, hujan membuat mobil menjadi dingin dan jalanan macet. Jam 9 kami masih terjebak di kemacetan.

Bos Lajang yang Penuh Gairah
Ayohh tutup pintunya, bisik Liza, dengan terengah dan mendesah. Aku segera bergegas, menutup pintu dengan tangan kanan, sementara jemari tangan kiriku sibuk mencoba mengeluarkan dua lembar bulu bawah Liza dari rongga mulutku, sebagai hasil pemanasan berupa cunnilingus. Gila juga. Kami bercumbu di kantor. Liza, tepatnya Ibu Liza Permatasari (nama samaran), yang oleh kalangan dekatnya dipanggil sebagai Sari, adalah bossku. Malam telah merambat. Saat ini sudah pukul 20. 45. Liza membatalkan kepulangannya. "Kamu gila. Udah basah dan nikmat gini masa harus pulang. Belum tuntas nih", katanya, ketika aku menggodanya, sambil bermain dengan clit-nya. Maka kalimat susulan yang terlontar dari mulut mungilnya adalah permintaan untuk menutup pintu. Artinya, sekalian mengunci pintu. Pintu front office di lantai bawah sudah dikunci. Sekarang kuhampiri Liza yang masih mengangkangkan kedua kakinya di sofa dekat meja kerjanya. Pakaiannya masih utuh. Blazernya masih terpakai, tapi seluruh kancing blus sudah terbuka.

Nikmatnya Kerja Sambilan
Aku berkerja sebagai mekanik listrik/teknisi di bank di Malang dan kadang-kadang juga memperbaiki barang untuk teman-teman karyawan di rumah mereka. Suatu hari, aku diminta untuk memperbaiki AC di rumah manajer personaliku. Ketika aku tiba, dia menyambutku dengan daster tipis dan membawaku ke kamar tidurnya. Setelah menunjukkan AC yang rusak, dia pergi ke kamar mandi, dan aku melihat beberapa barang pribadinya. Dia muncul lagi dalam daster yang lebih mini. Aku juga bertanya tentang keluarganya yang tidak ada di rumah.

Cinta Berbalut Birahi 02
yang telah terbuai nikmatnya seks itu melakukan percumbuan tingkat tinggi, naluri seksnya sangat kuat, khayalan seks yang selama ini hanya di angan-angan saja mulai dipraktekkan, membuat permainan seks mereka sangat profesional, gerakan erotis, cara merangsang pasangan, erangan-erangan yang memabukkan mereka mainkan. Teknik-teknik yang didapat dari nonton blue film, foto erotis di internet, juga buku-buku porno, seks education membuat mereka mahir walau pertama kali mereka melakukan aktivitas seks sebenarnya. Kembali Sony berpagutan dengan Devi, dilumatnya bibir merah merekah milik Devi, lidahnya mulai menggelitik rongga mulut Devi, menggigit dengan lembut lidah Devi membuat gadis seksi itu semakin terbakar birahinya. Tangan nakal Sony meremas dengan kuat buah dada yang mengeras dan menantang milik Devi, kali ini si empunya sedikit meringis kesakitan namun rasa nikmat mengalahkan rasa sakit itu, leher Devi pun tak luput mendapat gigitan lembut Sony, Devi pun menggelinjang keenakan. Gadis yang sintal itupun tidak mau hanya pasif, dia menanggapi permainan Sony, tangan kanan Devi mengocok penis Sony, membuat batang penis Sony menjadi sangat keras seperti batangan logam sedang tangan kirinya menjambak rambut Sony sehingga membuat lelaki yang memiliki dada bidang itu kelojotan dibuatnya. "Dev kau siap Dev, penisku akan kumasukkan dalam vagina sucimu", bisik Sony di telinga Devi. "Masukkan saja Son,

Cinta Berbalut Birahi 01
Devi dan Sony adalah dua remaja yang saling jatuh cinta dan menjunjung kesetiaan. Mereka telah berpacaran selama tiga bulan dan memiliki kisah-kisah romantis yang indah. Sony mengajak Devi untuk menonton kaset CD tentang cinta anak muda Amerika setelah sekolah. Devi sangat antusias dan setuju untuk menonton di rumah Sony yang sedang kosong. Mereka senang karena bisa bebas tanpa pengawasan orang tua. Setelah bel berbunyi, mereka bergegas ke kelas dengan mengungkapkan cinta satu sama lain.

Internet Friend 06
Aku pernah bercinta dengan orang India bernama Ricky yang aku kenal dari internet. Dia ramah, tampan, dan kulitnya lebih putih dari kulitku. Meski tinggi besar seperti orang India pada umumnya, dia memberi harapan yang tidak pernah dipenuhi. Kami pertama kali minum di pub di hotel mewah di Senin. Suasana ribut membuat kami berteriak. Dia pesan Whisky dan aku Whisky cola, yang membuatku merasa panas. Kami beralih ke kamarnya, dan aku ambruk di atas tempat tidur. Ricky membantuku melepaskan sepatu dan kami menonton TV sambil ngobrol, sampai dia tiba-tiba menindihku dan bertanya.

Internet Friend 05
Sambungan dari bagian 04 Dalam pencarianku untuk mendapatkan dana melunasi hutang, aku berhubungan dengan orang lokal dan asing. Aku mengenal Rudy, yang awalnya hanya chatting, lalu mulai meneleponku di malam hari. Kami bercinta lewat telepon, namun aku menolak untuk bertemu karena dia sudah beristri. Dia menawarkan bantuan jika aku mau bertemu dan melakukan anal, tapi aku menolak. Aku baru saja patah hati dari teman internetku yang di Singapore, meskipun dia pernah mengirimkan uang untuk membantuku. Aku merasa rindu.