Kategori: Konvensional

Teman Fitness 02
Sambungan dari bagian 01 Setelah berhubungan dengan Diana, aku lebih aktif mengikuti senam untuk menyalurkan hasratku. Aku berusaha agar istriku tidak tahu. Suatu ketika, aku dikenalkan pada teman-teman Diana dan dia berakting seolah kami bertemu di pesta. Hari ini, setelah senam, aku pergi ke kantor untuk persiapan pertemuan penting. Di toko buku, aku bertemu Vivi, teman Diana, yang menyapaku. Kami berbincang, dan aku memperhatikan bahwa Vivi memiliki wajah yang manis dan tubuh yang menarik, berbeda dengan Diana.

Teman Fitness 01
Aku tidak menyangka bahwa kota kecil "M" di Jawa Timur bisa membuatku bertemu banyak wanita yang sudah mapan dan berkeluarga. Kejadian ini dimulai saat aku mengikuti senam di sebuah sanggar terkenal. Setelah senam, aku biasanya langsung pulang, tetapi suatu saat aku merasa lapar dan mampir di kantin. Di sana, aku melihat banyak wanita ceria. Salah satunya adalah Diana, yang memperkenalkan diri dan duduk di depanku. Kami semakin akrab setelah perkenalan ini. Suatu ketika, aku melihat Diana sendiri saat pulang senam.

Maafkan Aku, Sobat 02
Saya hanya tercenung mendengar ucapannya. Sheila mengungkapkan bahwa jika dia menjadi istri Irvan, mungkin tidak akan merasakan keindahan ini. Dia telah mencari cowok ideal dan baru menemukan saya. Sheila hanya sekali pacaran dengan Irvan, dan menyesal jika impiannya lepas. Saya mengatakan bahwa saya juga sangat sayang padanya. Ketika kami berpelukan, Sheila mengucapkan maaf setelah mencium bibir saya dengan lama. Dia terlihat malu, tetapi tersenyum. Kami berdua merasakan kedekatan yang semakin intens.

Maafkan Aku, Sobat 01
Nama saya Bernard, saya berusia 29 tahun dan sudah menikah dengan istri saya, Dina, selama tiga tahun. Kami bertemu saat kuliah, dan dia dua tahun lebih muda dari saya. Kami memiliki seorang anak laki-laki bernama Jason yang berumur 1,5 tahun, dan saya sangat menikmati waktu bermain bersamanya. Saya bekerja di perusahaan multinasional yang berpusat di Jerman dengan penghasilan yang cukup baik. Saya tinggal di perumahan elit di pinggir Jakarta dan lebih suka hidup sederhana. Sahabat saya, Irvan, juga berusia sama dan telah berteman sejak TK.

Namaku Elang 01
Namaku Elang, usia awal tiga puluhan, bekerja di stasiun televisi swasta di Jakarta. Aku ingin membagikan pengalaman kepada pengunjung cerita dewasa. Suatu pagi di awal Mei, aku menerima telepon tak terduga di kantor. Suara di telepon adalah teman lama bernama Srida yang sekarang bekerja di sebuah bank asing terkenal di Jakarta. Kami berbincang tentang kehidupannya dan telepon yang dia terima dari Ilen. Dia bekerja di bagian Telemarketing dan menyebutkan sering menelepon Ilen setiap pagi.

Aku dan Pegawai Part Timer
Di kantor itu, aku baru diterima sebagai pegawai tetap dan berkenalan dengan pegawai lain, termasuk Riri. Awalnya, dia biasa saja, tapi kami menjadi akrab karena dia duduk di samping mejaku. Riri adalah part-time worker karena tidak ada kerjaan di rumah dan baru ikut suami ke Jakarta. Dia kecil mungil, mungkin berumur tiga puluhan. Dia selalu memperhatikan dan suka curi pandang. Aku berani bercanda padanya, termasuk menggoda tentang pergelangan kakinya. Suatu saat, aku minta izin untuk memegangnya, dan dia setuju. Ini membuatku berpikir bahwa suaminya pasti beruntung.

Inge, Rekan Kerjaku 02
Setelah makan, kita menuju Hotel CB di kota atas yang memiliki pemandangan indah, meskipun hotel tersebut kuno. Kita langsung check in. Inge manja, merangkul pinggangku. Aku mengunci pintu setelah pelayan menyiapkan minuman dan perlengkapan. Inge merangkul leherku dan kita berciuman dengan hangat. Kami saling merasakan kasih sayang. Setelah itu, tanganku meraba punggungnya dan aku menarik rok Inge, dan terlihatlah payudaranya yang menawan. Meskipun sudah biasa, tubuhnya selalu menarik perhatian.

Inge, Rekan Kerjaku 01
Kejadian ini terjadi saat penulis masih lajang dan bekerja sebagai Chief Account Officer di perusahaan distribusi makanan. Salah satu stafnya, Inge, adalah seorang sarjana ekonomi berusia 23 tahun yang baru bekerja selama 4 bulan. Dulu, Inge sering diantar oleh pacarnya, tetapi belakangan dia mulai pergi sendiri. Inge memiliki penampilan menarik dengan wajah manis dan cara berpakaian yang ketat. Suatu ketika, penulis menanyakan mengapa Inge pergi sendiri, dan Inge menjawab bahwa pacarnya tidak ada dan tidak tahu ke mana dia pergi. Beberapa hari kemudian,

Kencan dengan Anak Kost 03
Sambungan dari bagian 02. Aku kembali ke kantor dengan becak. Sore jam 6, aku pulang naik taksi. Saat mendekati bank Win, aku minta sopir jalan pelan. Win masih menunggu di depan bank dan segera menghampiri taksi begitu melihatnya berhenti. Aku membuka pintu dan Win ikut naik. Kami berhenti di warung bakso untuk makan malam. Setelah makan, Win berpesan untuk datang ke kamarnya setelah mandi. Di kos, aku bertemu Eva dan memberitahu tentang rencana ke Batu. Sebelum mandi, Win minta agar aku membawa baju untuk ke Batu. Setelah mandi, Win turun dan menyapa.

Kencan dengan Anak Kost 02
Sambungan dari bagian 01, cerita ini melanjutkan rencana untuk bertemu di kamar Win setelah semua anak kost di bawah sudah masuk. Win dan penulis sepakat untuk tidak ketahuan dengan cara Win pulang lebih dulu. Setelah membeli pisang goreng, penulis kemudian ke kamar dan melihat Win masuk ke kamar mandi. Setelah mandi, penulis langsung menuju kamar Win yang pintunya tidak terkunci. Di dalam, Win menyambut penulis dengan senyuman dan mereka berdua saling berpelukan, berbagi kebahagiaan.

Kencan dengan Anak Kost 01
Kejadian ini terjadi di akhir tahun lalu saat penulis dinas audit di kantor bank cabang utama Malang selama 2 minggu. Penulis tinggal di rumah adik laki-lakinya yang buka kost agar bisa mendapatkan penggantian biaya. Ia menyewa kost selama 1 bulan dan tiba di Malang hari Minggu siang. Kamar kost terdiri dari 8 kamar di bawah dan 4 kamar di atas. Kamar bawah penuh mahasiswi, sedangkan kamar atas hanya dihuni 2 orang. Penulis memilih kamar depan untuk lebih nyaman. Adiknya bekerja sebagai sales dan sering keluar kota, sehingga penulis merasa lebih baik kost untuk menghormati adik iparnya.

Dengan Orang Ketiga 02
Tiga hari setelah panggilan, Rick menghubungi saya saat siang. WR memberitahu bahwa Rick akan datang dan meminta izin. Saya mengizinkan, dan kami menyiapkan kasur di ruang tamu. Saat anak saya tidur, saya mencium WR dan berinteraksi dengannya. Tiba-tiba, bel rumah berbunyi, dan saya cepat-cepat melepaskan diri. Rick masuk, duduk di kasur, dan WR memberi tahu bahwa anak kami sudah dipindahkan ke kamar. Rick langsung mencium WR dan meraba tubuhnya.