Kategori: Setengah_baya

Ci Fiona, Mantan Guru Lesku
Dulu temanku bercerita tentang pengalaman kami dengan Ci Fiona, guru les kami. Sekarang aku, Hans, ingin berbagi cerita lain. Setelah kami selesai les, jarang bertemu dengannya, terutama sejak pacarnya pulang dari AS. Sekarang sudah hampir 2 tahun berlalu dan liburan semester 3 membuatku bosan. Temanku sibuk dengan pacar dan aku bertengkar dengan pacarku. Suatu hari, saat jalan-jalan di Mall Taman Anggrek, aku bertemu Ci Fiona. Kami berbincang, dan meskipun sudah lama tidak bertemu, dia masih terlihat cantik.

Asmara Toko Buku
Pada siang hari sekitar jam 12, aku pergi ke toko buku Gramedia di Gatot Subroto untuk membeli majalah edisi khusus yang katanya edisi terbatas. Aku mengenakan kaos t-shirt putih dan celana katun abu-abu. Tinggiku 170 cm dan berat 63 kg. Wajahku biasa saja, terlihat agak sangar dengan mata kecil dan alis tebal. Di dalam toko buku tidak terlalu ramai, hanya ada sekitar 7-8 orang. Saat mengambil majalah, aku bertemu dengan seorang wanita berumur sekitar 36 tahun dan kami sempat saling merebut majalah hingga jatuh. Aku meminta maaf dan memberikannya kembali pada wanita tersebut.

Mbak Tatik Atasanku 02
Penuh dengan perbekalan. Begitu aku duduk di mobil, pertama yang kulakukan adalah mempelajari situasi mobil. Posisi kaca spion, dan posisi duduk supir dan posisi duduk Mas Joko. Sekiranya memungkinkan untuk melakukan serangan awal terhadap Mbak Tatik. Dan ternyata masih memungkinkan kalau hanya sekedar serangan-serangan ringan. Sorry agak norak sedikit melakukan serangan ringan di mobil, habis kukira siapa pun akan sayang membiarkan tangan ini tidak bersinggungan dengan kemulusan tubuh Mbak Tatik yang memang sintal, padat dan berisi. Di perjalanan, Mas Joko banyak membaca buku, jadi tidak banyak pembicaraan kami dengan Mas Joko. Mbak Tatik duduk di sebelah kanan, aku duduk di sebelah kiri, dan kedua keponakan duduk di antara kami. Sehingga kami cukup leluasa kalau hanya melakukan cubitan-cubitan kecil di pinggang Mbak Tatik, kadang sedikit elusan di pantatnya, maupun pinggangnya. Tapi sebaliknya, tangan Mbak Tatik terkadang juga memberikan cubitan halus di pinggangku. Dan setiap kali aku dicubit, rudalku langsung sudah siap mencari sasaran (maklum usia masih dalam taraf pandangan Hidup). Setiap kali kusentuh pinggang atau pantatnya, kelihatan Mbak Tatik agak menghela nafas, dan wajahnya menunjukkan sedikit tegang. Memang kuakui kalau Mbak Tatik itu tegangan tinggi juga. Tidak ada yang istimewa yang perlu diceritakan dalam perjalanan, karena jarak kantor kami dengan Puncak.

Mbak Tatik Atasanku 01
Sebelum bercerita, saya memperkenalkan diri. Nama saya Anton, tinggi sekitar 170 cm, dan berat badan 75 kg. Kulit saya coklat kehitaman, wajah biasa saja, dan saya berusia 34 tahun. Ini adalah kisah nyata, sehingga nama-nama pelaku disamarkan. Kisah ini terjadi pada Mei 1990, saat saya baru pertama kali bekerja di lembaga keuangan di Kota B. Setelah tiga bulan beroperasi, seorang karyawati baru datang, penampilannya terlihat profesional dengan blazer dan rok kuning gading. Dia terlihat berpengalaman dan berusia sekitar 36 tahun, lebih tua dari saya.

Ibu Rani Dosenku 02
Dia telah masuk melewati liang yang licin, basah, dan hangat ke dalam diri Tina dan bersarang dengan nyaman. Dimulailah tarian Tango itu, di mana mereka bergerak erotis dan ritmis, meraih kenikmatan yang tiada tara. Gerakan antara mereka sulit digambarkan dengan kata-kata. Kontraksi mulai lagi dan menambah nikmatnya pijatan. Tangannya menutup mulut Tina saat dia menjerit keras. Usahanya untuk berpikir tentang hal non-erotis gagal dan ingatannya kembali kepada persetubuhan yang mendebarkan ini, yang berujung pada kenikmatan yang tak tertahankan.

Mencari Sang Pejantan 02
Sambungan dari bagian 01 Mengapa Budiarta tidak pernah lagi terpikir untuk menikah selama puluhan tahun, dan mengapa akhirnya dia memutuskan untuk mengawini Sumiati, itu semua beranjak dari kondisi dirinya yang demikian. Dia tahu Sumiati gadis yang menarik dan merangsang namun sekaligus penuh pengabdian dan sangat penurut sehingga tidak terlalu dikhawatirkan bisa berbuat macam-macam di belakangnya. Yang lebih penting lagi, perwatakan itu akan membuatnya bisa melaksanakan keinginan tersembunyi yang dahulu pernah diminta bisa dilakukan tiga istri terdahulunya, namun justru akhirnya menimbulkan perceraian diantara mereka. Karena kedua istrinya itu kemudian jatuh ke tangan orang lain dengan membawa banyak hartanya. Secara fisik, meski sudah berusia lebih enam puluh tahun, Budiarta sebenarnya masih normal. Namun secara psikis, seksualnya terganggu. Dia tidak mampu berhubungan dengan wanita secara normal. Untuk itu, ada cara-cara yang harus dilakukan untuk bisa membangunkan penisnya. Awalnya dia masih berspekulasi, keranuman Sumiati, daya tarik seksualnya serta kesuciannya sebagai gadis yang diakui Parto ayah Sumiati sendiri akan bisa secara perlahan membantu mengatasi problema dirinya. Ternyata tidak. Berulang kali setelah malam pertama itu, Budiarta tetap gagal menyetubuhi Istrinya. Padahal dia ingin sekali menikmati keperawanan wanita yang bangun fisik serta aroma tubuhnya sangat merangsang itu. Sumiati sendiri, seperti memang diperkirakannya, terlihat tidak terlalumempermasalahkan itu. Dia.

Mencari Sang Pejantan 01
Seperti nyala lilin, kehidupan adalah pengabdian yang terus memberi. Filosofi ini berasal dari Sumiati, seorang wanita desa sederhana yang hanya bersekolah hingga kelas 1 SLTA. Sumiati taat kepada orang tua, keluarga, dan agama. Sejak kecil, orang tuanya menanamkan pemahaman bahwa kehidupan adalah pengabdian untuk keluarga. Ayahnya yang keras mendidik anak-anaknya, terutama Sumiati yang memiliki daya tarik. Sumiati tanpa sengaja menarik perhatian Budiarta, seorang lelaki tua kaya pemilik perkebunan kelapa sawit, saat mengantar makanan untuk ayahnya.

Oh, Tanteku
Aku adalah salah satu penggemar 17tahun.com dan terinspirasi untuk menulis pengalamanku yang luar biasa. Tanteku tinggi sekitar 167 cm dengan lingkar dada 34 cm dan pinggul 32 cm. Kejadian ini terjadi di Denpasar, Bali, tahun 1998, saat aku kelas 3 SMU. Aku sudah lama menginginkan tubuh tanteku. Suatu hari, sekitar jam 12. 30 WITA, setelah sampai di kost dan ganti baju, handphone-ku berbunyi. Itu dari tanteku yang meminta aku segera datang. Aku pun bergegas ke rumah tanteku.

Antara Ibu Pacarku dan Tantenya 03
Sambungan dari bagian 02 Suatu hari aku ke rumah Shinta sepulang sekolah, ternyata Shinta sedang les. Sedangkan ayahnya ada meeting 2 hari di Malang. Karena sudah terbiasa, setelah masuk ke rumah dan kelihatannya sepi, saat bertemu Tante Tika aku langsung memeluknya dari belakang. "Mumpung sepi Tante, saya sudah kangen sama Tante.." kataku sambil menciumi leher dan cuping telinga Tante Tika. "Jangan di sini Sayang, ke kamar tante saja.." katanya sambil mengandengku masuk ke kamar, aku seperti kerbau yang di cocok hidungnya, hanya menurut saja. Setibanya di dalam kamar tanpa ba-bi-bu kami saling berpelukan dan kulumat bibirnya. Nafasnya terengah-engah. Kancing dasternya kubuka satu-persatu hingga semuanya lepas lalu kutarik ke bawah, sedang Tante Tika juga sudah melepas kemejaku, tangannya kini sibuk membuka reitsleting celanaku, aku membantunya. Setelah

Antara Ibu Pacarku dan Tantenya 02
Malam itu, aku melihat arlojiku menunjukkan pukul 23:00 WIB. Aku melihat seorang pemuda keluar dari kamar Tante Tika dan segera masuk ke dalam. Tante Tika sedang duduk di meja rias menyisir rambut. Aku memujinya dan mengatakan bahwa ia masih cantik. Tante Tika meragukan pendapatku, tapi aku mengungkapkan ketertarikan padanya. Ia kemudian menghampiriku dan mulai membukakan celanaku. Tante Tika mengagumi ukuran kemaluanku dan sesaat setelah itu, aku menggoda dan mendekatkan diri padanya.

Antara Ibu Pacarku dan Tantenya 01
Namaku Donny, umur 18 tahun, tampan dan atletis dengan tinggi 175 cm. Keluargaku mampu, tetapi aku merasa kesepian karena kakak perempuanku kuliah di Amsterdam dan orang tuaku di Bali. Saat ini, aku kelas III SMU swasta di Surabaya. Aku bertemu pacarku, Shinta, setahun lalu. Dia yang populer di kelasnya, pendiam dan sering di perpustakaan. Keluarga Shinta kaya, ayahnya anggota DPRD dan ibunya cantik serta ramah. Tantenya, Tante Merry, seksi dan baru menikah.

Nikmatnya Tubuh Tetanggaku 02
"Ndik boleh Mbak jadi pengganti Maria," bisik Mbak Ana. Aku merasa bingung antara senang dan takut. Mbak Ana meyakinkanku bahwa dia tidak akan meninggalkanku. Kami berpelukan erat dan menonton film romantis, yang membuat kami semakin dekat. Mbak Ana merebahkan kepalanya di pangkuanku, dan aku berusaha menahan diri. Dia mulai menanyakan gerakanku, dan aku merasa malu. Setelah itu, Mbak Ana tersenyum dan memeriksa apa yang bergerak di bawah kepalanya, membuatku merasa semakin tidak bisa menahan diri.