Kategori: Massal

Di Balik Kamar WC
Pada waktu itu, aku masih di SMP kelas II dan mengalami kejadian menarik yang sebaiknya tidak ditiru. Aku termasuk anak nakal di sekolah yang juga banyak menampung anak-anak nakal lainnya. Temanku, Ika, adalah cewek yang dekat dengan cowok dan dikenal bandel. Ika berpenampilan menarik dengan baju tidak dimasukkan dan rok pendek. Dia memiliki tinggi 160 cm, berat 45 kg, dan kulit putih. Setelah bel masuk kelas berbunyi, semua murid masuk kecuali empat anak yang masih mengobrol di luar kelas.

Aku, Tante Lisa dan Tetangganya 02
Sambungan dari bagian 01 Aku hampiri Tante Lisa di Bath tub itu dan aku baringkan tubuhku disana. "Oh.., nikmat sekali mandi air hangat dikelonin tante seksi ini." bisikku dalam hati. Aku rengkuh lehernya dan kuberikan french kiss yang begitu mesra dan Tante Lisa pun membalas dengan ganas seluruh rongga mulutku, leher dan kadang puting susuku di hisapnya. Penisku yang terendam kehangatan air itu semakin maksimal saja. Selama tiga menit kami bercumbu, Tante Lisa nampaknya tidak dapat mengendalikan nafsunya. "Mmmppphhh... oookkkhhh... setubuhi aku Boy..! Cepeeetthh..!" pinta Tante lisa sambil menggeliat seperti cacing kepanasan. "Baik.. Lisss... Terima penisku yang panjaaanggg..." bisikku sambil memasukkan seluruh batang penisku pelan sekali. "Oohhh... mmmppphhh... nikmatthh..." gumannya saat batang kejantananku mili per mili mulai menjejali rongga rahimnya. "Kocokkhh.. yaacchhh... terussshhh... aaakhh... nimat

Ronnie dan Julia 01
Edan! Teriakku seketika. Julia, pacarku, minta three-some. "Tenang, kamu kenal juga kok cewek ini," kata Lenny menenangkanku. "Gila kamu! Kamu panas atau apa? " tanyaku. "Mas Ronnie, ayo donk. Aku janji kamu bakal tegang! " Dia menjanjikan. Aku mulai antusias dan bertanya siapa cewek itu dan kapan. "Ntar kamu tahu saja. Besok aku bawa cewe ini ke rumah kamu," jawab Lenny. Malam itu, aku memikirkan posisi-posisi untuk pesta besok dan akhirnya tidur nyenyak.

Bu Henny dan Temannya 04
Sambungan dari bagian 03 Andi mulai bergoyang dengan perlahan seperti yang diinginkan wanita itu. Tante Rani meremas sendiri buah dadanya yang ranum sementara Andi meraih kedua kakinya dan membentangkannya ke arah kiri dan kanan sehingga membuka selangkangan wanita itu lebih lebar lagi. Tak ayal gaya itu membuat Tante Rani berteriak gila menahan nikmatnya penis Andi yang terasa lebih dalam masuk dan membentur dasar liang vaginanya yang paling dalam. "Aahh..., ooohh hebatnya kamu Andi..., ooohh Henny nikmat sekali hennn..., ooouuuhh enaakk..., oooh genjotlah yang keras An..., oooh semakin nikmat ooohh pintaar..., ooohh yaahh..., mm..., lezaatt..., ooohh Andi..., pantas kamu senang sama dia Hen..., ooohh ampuuun enaknya..., oohh pintar sekali kamu Andi..., ooohh", desah Tante Rani setengah berteriak. Pantatnya ikut bergoyang mengimbangi kenikmatan dari hempasan tubuh Andi

Bu Henny dan Temannya 03
Sambungan dari bagian 02 Masih di pulau kecil lepas pantai tenggara pulau Bali, Bu Henny dan Andi menghabiskan liburan satu minggu mereka. Keduanya terlihat asyik duduk menikmati matahari terbenam di ufuk barat. Mereka menikmati minuman ringan dan seporsi besar sea food, sambil tertawa dan bercanda. Tiba-tiba, seorang wanita cantik mendekat dan mengejutkan mereka dengan menepuk pundak Bu Henny, mengucapkan "Selamat malam pengantin baru. " Bu Henny terkejut, tetapi segera bahagia setelah mengetahui siapa yang datang.

Bu Henny dan Temannya 02
Sambungan dari bagian 01 Andi kembali merasakan nikmat dari permainan yang dilakukan wanita itu dengan mulutnya, penis besarnya yang panjang dan masih tegang itu dikulum keluar masuk dengan buas oleh Bu Henny yang tampaknya telah sangat berpengalaman dalam melakukan hal itu. Sambil berlutut pemuda itu menikmatinya sembari meremas kedua buah payudara Bu Henny yang ranum itu. Telapak tangannya merasakan kelembutan buah dada nan ranum yang begitu ia sukai. Dari atas tampak olehnya wajah wanita paruh baya yang cantik itu dengan mulut penuh sesak oleh batang penisnya yang keluar masuk. Sesekali Bu Henny menyentuh kepala penis itu dengan giginya hingga menimbulkan sedikit rasa geli pada Andi. "Auuuww..., nikmat Bu sedot terus aahh, aduuuh enaknya". "mm..., mm..", Bu Henny hanya bisa menggumam akibat mulutnya yang penuh sesak

Bu Henny dan Temannya 01
Telah sebulan Andi, seorang pemuda tampan, berkenalan dengan Bu Henny, wanita berumur empat puluh lima tahun yang merupakan istri pejabat pemerintah. Pertemuan mereka di department store terjadi saat Andi menolong Bu Henny yang kehilangan barang dari tasnya. Hubungan mereka berkembang menjadi perselingkuhan, di mana Bu Henny jatuh cinta pada Andi meskipun statusnya sebagai istri pejabat. Kencan rahasia mereka saat suami Bu Henny bertugas ke luar negeri menjadi rutinitas yang semakin menguatkan ikatan mereka.

Indahnya Belajar di Luar Negeri
Saat ini, aku berumur 21 tahun dan kuliah di Sydney, mengambil gelar sarjana. Aku sudah lebih dari 5 tahun di sana. Namaku Thomas dan aku punya teman perempuan, Rachel, yang sering belajar bersamaku. Suatu malam, Rachel datang ke rumahku, dia campuran Hongkong dan Jepang. Meski dia mengenakan baju tembus pandang, aku tidak berpikir macam-macam karena ujian tengah semester tinggal seminggu lagi. Saat belajar, teman Rachel, Michelle, datang dan membawa Video CD Hongkong berbau seks, yang mengganggu konsentrasiku.

Pesta
Di dekat rumah saya, ada tetangga bernama Sita, seorang mahasiswi di perguruan tinggi "G". Saya baru kenal dia setelah mobil saya diserempet oleh mobilnya. Kami tinggal tidak jauh, hanya dipisahi lima rumah. Sita orangnya manis, dan sejak kejadian itu, kami jadi akrab. Dia kadang nebeng ke mobil saya untuk pergi kuliah karena malas bawa mobil sendiri. Kami sering berbincang, termasuk tentang kebiasaan free seks di kalangan anak muda. Dia mengaku sudah putus dengan pacar setahun lalu dan trauma dengan hubungan sebelumnya.

Nilai Ujian 03
Sambil memejamkan mata, aku mencoba menikmati perasaan yang ada. Tidak ada gunanya menolak, karena itu hanya membuatku menderita. Dengan lidah yang kulunyah, dan tangan Dino yang meremas payudara serta bermain dengan puting, pertahananku akhirnya hilang. Aku mulai terbiasa dengan permainan ini dan terangsang. Aku memberanikan diri meremas kepala Dino yang ada di belakangku. Sementara itu, Maki duduk di sofa dan terus memperhatikan kami. Ciuman Dino merayap ke leherku dan kemudian ke puting payudaraku, membuatku merasa geli dan sakit.

Nilai Ujian 02
Sambungan dari bagian 01 Beberapa saat kemudian, perlahan-lahan kami memisahkan diri. Kami terbaring kelelahan di atas kasur itu. Nafasku yang tinggal satu-satu bercampur dengan bunyi nafasnya yang berat. Kami masing-masing terdiam mengumpulkan tenaga kami yang sudah tercerai berai. Aku sendiri terpejam sambil mencoba merasakan kenikmatan yang baru saja aku alami di sekujur tubuhku ini. Terasa benar ada cairan kental yang hangat perlahan-lahan meluncur masuk ke dalam liang vaginaku. Hangat dan sedikit gatal menggelitik. Bagian bawah tubuhku itu terasa benar-benar banjir, basah kuyub. Aku menggerakkan tanganku untuk menyeka bibir bawahku itu dan tanganku pun langsung dipenuhi dengan cairan kental berwarna putih susu yang berlepotan di sana. "Bukan main Winda, ternyata kau pun seperti kuda liar! " kata Pak Hr penuh kepuasan. Aku yang berbaring menelungkup di atas kasur hanya tersenyum lemah. aku sungguh sangat kelelahan, kupejamkan mataku untuk sejenak beristirahat. Persetan dengan tubuhku yang masih telanjang bulat. Pak Hr kemudian bangkit berdiri, ia menyulut sebatang rokok. Lalu lelaki tua itu mulai mengenakan kembali pakaiannya. Aku pun dengan malas bangkit dan mengumpulkan pakaiannya yang berserakan di lantai. Sambil berpakaian ia bertanya, "Bagaimana dengan ujian saya pak? ". "Minggu depan kamu dapat mengambil hasilnya", sahut laki-laki itu pendek. "Kenapa tidak besok pagi saja? ", protes aku.

Nilai Ujian 01
Dengan langkah ragu, aku mendekati ruang dosen Pak Hr. Ratna bertanya kenapa aku mencari dosen killer itu. Aku menjelaskan ingin minta ujian susulan karena permohonanku selalu diundur. Setelah itu, aku memberanikan diri mengetuk pintu. Pak Hr menyuruhku masuk dan langsung bertanya siapa aku. Dia mengingat bahwa aku ingin minta ujian lagi. Dia memberiku kartu nama dan menyuruhku datang ke rumahnya hari Minggu. Merasa kesal, aku keluar dari ruangan, harus datang lagi di hari yang sama.