Kategori: Massal
Tiga Wanita Satu Lelaki
Namaku Jackie, nama samaran. Aku seorang pria yang kurang beruntung, sudah dua kali berusaha membangun keluarga, tapi gagal. Asal dari Indonesia, kini tinggal di Australia. Atas saran teman, aku mensponsori seorang perempuan dari Indonesia untuk menikah, tapi setelah mendapat izin tinggal tetap, dia meninggalkanku. Hal yang sama terjadi dengan perempuan kedua dari Amerika Latin. Kini, aku menyewakan kamar kosong di rumahku kepada seorang pelajar cowok dari Jepang bernama Gamhashira. Dia sedang liburan setelah tamat SMA. Suatu sore, saat sedang bermain internet, terdengar suara bel. Aku merasa kesal, tapi tetap membuka pintu dan melihat tiga gadis di depan.
Tante Lisa dan Tante Nining
Hallo para pembaca setia www. 17tahun.com, saya akan menulis pengalaman saya kembali sebagai gigolo di Bandung. Terima kasih kepada pembaca yang telah mengirim e-mail tentang ajakan, saran, dan tanggapan untuk cerita pengalaman saya yang terdahulu. Pada kesempatan ini, saya akan menceritakan pengalaman saya pada tanggal 20 Januari 2001. Pukul 20:00 WIB, bel pintu rumah saya berbunyi saat saya sedang membuat mie rebus. Ternyata yang datang adalah Tante Lisa dan temannya yang belum saya kenal. Setelah berkenalan, terjadi perbincangan antara kami bertiga, dan Tante Lisa mengajak saya untuk ML bersama-sama.
Indahnya Malam Natal 02
Sambungan dari bagian 01 Lidahnya terus bermain-main di ujung kepala kemaluanku dan menggeser-geser belahan lubang kencing kemaluanku. Rasanya... "Uuufff aakkhhh..." desahku. "Gila banget! Kamu sudah konackhh ya.. Ginnn..." erangku keenakan dan terasa geli kadang meriang (coba saja hal itu dengan pasangan anda pasti meriang itu badan). Gila juga Novi kalau sudah panas dia seperti orang di padang pasir. Habis semua kemaluanku dilumatnya, sementara kulihat dicelananya ada gumpalan cairan membasahi kain celana penutup belahan kemaluannya, seperti bulatan. Rupanya dia sudah banjir dari tadi atau bekas air mani Trisno? Penasaran aku tanya dia, "Kamuuu tadi gituan yaaa...?" tanyaku penasaran. "Emmmhh... emmhhhff..." dia tidak menjawab hanya terus melumat batang kemaluanku lebih kuat lagi. Digigitnya kepala kemaluanku pelan dan gemas, "Akkhhh... gilaaa kamuuu..." kataku. Batang kemaluanku mengeras kuat seperti
Indahnya Malam Natal 01
dapat di antar ke kamar. Namun, peristiwa yang lalu sudah cukup lama sehingga mereka agak ragu untuk lebih mengakrabkan suasana. Trisno berusaha mendekatkan diri ke Novi, terlihat ketika ia meletakkan tangannya di pundak Novi atau di paha Novi. Novi juga terlihat canggung, kadang mencubit paha Trisno. Akhirnya, aku mengatakan, "Aku ke bawah dulu ya. . . mau ambil rokok di mobil. " Trisno meminta Marlboro, dan Novi menawarkan mencarikan rokok di warung. Aku keluar untuk mengambil rokok dan tidak masuk ke ruangan, tapi melihat ke dalam melalui pintu kaca.
Aku, Tante Lisa dan Tetangganya 01
Kisah ini dimulai dari nafsu pengarang yang berlebihan. Di usia 29 tahun, dia ingin berhubungan intim dengan istrinya setiap hari, bahkan sampai 3 kali. Namun, dia menyadari bahwa istrinya juga harus mengurus rumah dan anak, sehingga sering merasa lelah dan menolak permintaannya. Setiap kali bercinta, istrinya mengalami banyak orgasme, sementara dia kadang tidak ejakulasi. Setelah istrinya tertidur, dia menonton film dewasa dan melakukan masturbasi. Dia juga tertarik pada wanita dewasa dan membayangkan tante-tante tetangganya. Selanjutnya, dia mendapat pengalaman bercinta yang sangat berkesan.
Tukang Air, Listrik dan Bangunan
Aku adalah anak kuliahan dengan gairah seksual tinggi. Setelah keperawananku direnggut kekasih di SMA, aku selalu ingin berhubungan intim lagi. Aku bahkan membayar orang untuk memuaskan nafsu ini. Aku membayangkan bermain seks dengan buruh kasar karena tenaga mereka yang besar. Seorang tukang air yang bernama Wahyu menarik perhatianku. Setiap hari Selasa, aku berharap dia datang dan sudah menyiapkan rencana dengan hanya mengenakan handuk minim saat dia tiba. Namun, saat itu yang datang adalah tukang listrik, jadi rencanaku berubah.
Akibat Hujan Angin
Kepada seluruh pembaca 17Tahun.com, saya berterima kasih atas saran dan kritik tentang WP yang masuk, dan saya mohon maaf jika tidak bisa membalas beberapa pertanyaan dari para penggemar. Cerita ini terjadi sebelum saya tahu banyak tentang internet. Saat itu, saya sedang kursus di ITK dan masih pemula dalam hal hardware. Setelah mengenal teman di ITK, saya mulai mengenal internet dan sering pergi ke warnet. Pada suatu malam, saat hujan deras, saya melihat dua gadis basah kuyup masuk ke dalam warnet.
Nash, Jim, Sharon dan Jane 03
Sambungan dari bagian 02 Esok harinya, setelah sarapan, kami kembali bepergian. Setelah makan siang, aku dan Sharon berpisah dengan Nash dan Jim. Aku dan Sharon menjemput teman Sharon yang rencananya akan datang siang ini. Setelah setengah jam menunggu, pesawat yang ditumpangi teman Sharon mendarat di Ngurah Rai. Aku melihat Sharon melambaikan tangan kepada seseorang yang ternyata adalah teman Sharon, seorang wanita bernama Jane. Jane memiliki tinggi sekitar 180 senti dan kulit putih, serta penampilan yang sangat cantik seperti model. Kami kembali ke hotel, dan selama perjalanan, Sharon bercerita tentang aku kepada Jane.
Nash, Jim, Sharon dan Jane 02
Sambungan dari bagian 01 Sharon berhenti dan diam menungguku menyesuaikan diri dengan kemaluannya yang besar. Setelah rasa sakitku mulai reda, aku meminta Sharon melanjutkan. Namun setelah hampir seluruhnya masuk, aku kembali memintanya berhenti. Kali ini Sharon tidak menuruti. Dipegangnya pinggangku dan memasukkan seluruh kemaluannya secara cepat. Aku menjerit keras. Jim yang saat itu duduk memperhatikan kami tertawa. "It's all in, Dear..?" kata Sharon. Kurasakan anusku serasa terbakar dan perih. Namun aku senang karena semua kemaluan Sharon ternyata dapat masuk ke dalam anusku. Setelah rasa sakitku mulai kembali reda, Sharon mengeluarkan perlahan kemaluannya sampai hanya tinggal kepala kemaluannya di anusku. Kemudian dihujamkannya lagi kemaluannya perlahan ke anusku. Gesekan dinding anusku dengan kemaluan Sharon membuatku merasakan suatu sensasi yang tidak terbayangkan nikmatnya. Gerakan keluar masuk Sharon makin
Nash, Jim, Sharon dan Jane 01
Aku berkenalan dengan Nash dan Jim melalui situs kencan gay. Mereka adalah orang Afro-Amerika dari Washington dan kami berkomunikasi hanya lewat e-mail. Kami pernah tukar foto dan mereka ingin bertemu. Aku, Adri, merasa bukan gay tulen, lebih tepatnya biseksual yang bisa berhubungan seks dengan pria dan wanita. Aku 26 tahun, bekerja di perusahaan swasta di Jakarta. Pacarku memenuhi kebutuhanku akan seks, meski sering berganti. Ketertarikan pada seks pria dimulai dari situs gay dan aku menyukai pria bule dan Afro-Amerika. Fantasiku tertuju pada mereka.
Pengaruh Hipnotis 02
Sambungan dari bagian 01 Sesaat kemudian Boy mulai memeluk dan menciumi Wiwied dari belakang. Fai yang berjongkok memulai mencium dari paha kemudian ke pantat, sedangkan Bram meremas-remas payudara Wiwied serta menciuminya, sementara Yan memilih duduk di kursi rias sambil menonton ketiga rekannya mengeroyok Wiwied. Tidak tahan hanya melihat Wiwied memakai baju dalam, Fai mulai menarik G-string Wiwied dari belakang dan perlahan-lahan menurunkannya, sehingga sekarang pantat istri saya yang montok jelas terlihat. Pada saat yang sama, Boy melepas bra Wiwied hingga kedua buah payudara istri saya itu menggelantung bebas tanpa penghalang lagi dan segera disambut oleh Bram dengan menjilat-jilat puting susunya. Sesaat kemudian Boy melepas semua bajunya dan kemudian mengangkat tubuh molek Wiwied ke atas tempat tidur. Sementara yang Fai menyambut tubuh istri saya di atas
Pengaruh Hipnotis 01
Saya sedang memilih dasi di department store ketika seorang laki-laki besar dan dekil menepuk pundak saya. Ia memperkenalkan diri sebagai Boy dan menanyakan tentang istri saya, Wiwied, yang sedang berbicara di telepon. Tanpa berpikir, saya mengiyakan dan mengikuti permintaannya untuk diperkenalkan. Wiwied juga tampak terpengaruh dan menuruti semua permintaannya. Boy memiliki lima teman bernama Josh, Bram, Fai, Yan, dan Ali. Setelah bercakap-cakap, dua di antara mereka meminta Wiwied mengantarkan mereka mengambil barang, dan kami hanya bisa menurut.