Kategori: Konvensional

Nimatnya Keperawanan Monic
Cerita ini terjadi saat aku kuliah di sebuah perguruan tinggi swasta di Jakarta. Aku bertemu seorang cewek bernama Monic lewat chatting di warnet dekat kampus. Setelah minta nomor telepon, kami sering chatting dan akhirnya janjian untuk bertemu di Blok M Mall pada malam minggu. Monic sangat menarik, dan kami memutuskan untuk nonton film "Sweet November". Selama nonton, aku hanya berani memegang tangannya. Setelah itu, kami makan dan aku mengantarnya pulang ke rumahnya di Menteng yang ternyata cukup mewah.

Weekend yang Tak Terlupakan
Aku mengenalnya dari kawan kuliahku di kota gudeg, meski kami berbeda kampus. Aku kuliah di PTS terkenal, dan dia di akademi pariwisata. Awalnya, ini adalah ide Wayan untuk mengajakku ke Kaliurang, karena temannya, Tari, mengundang kami ke pesta ulang tahun di sana. Aku tahu Tari punya geng cewek, satu di antaranya Enya, anak Minang yang rajin aerobik. Dia memiliki tubuh padat, kulit putih, wajah cantik, dan tatapan mata yang menarik. Sayangnya, dia sudah punya pacar anak Betawi yang sedang pulang kampung.

Power of Love 02
Dia tidak berusaha membuka tanganku, tetapi tetap menjilati di daerah selangkanganku. Rasanya belum pernah aku merasakannya sebelumnya. Semua yang dilakukan si bapak bertahap, perlahan membiarkanku menikmati. Dia menjilat turun ke arah kakiku dan kembali ke atas. Akhirnya, aku melepaskan tanganku untuk mencari pegangan. Si bapak segera mencium vaginaku, dan aku kaget karena belum pernah dicium lelaki. Tak lama, si bapak menghisap klitorisku, dan aku merasakan kenikmatan yang sangat dalam.

Power of Love 01
Cinta mudah diucapkan, tapi kadang sulit dijelaskan. Cinta sejati tetap ada meski diuji, dan cinta pertama selalu dikenang. Bagaimana jika cinta pertama adalah cinta sejati? Pasangan menikmati kebersamaan, merasakan suka dan cemburu, tapi cinta pertama tetap unik dan tak tergantikan. Cerita ini fiksi tentang seorang wanita berusia 14 tahun yang jatuh cinta dengan seorang pria. Mereka sering bertemu, merasakan rindu, dan berciuman. Namun, dia hamil dan dia mengalami kecelakaan yang mengubah segalanya, meninggalkan kesedihan mendalam.

Rirrie, Gadis yang Pemalu 02
Sambungan dari bagian 01 "Dasar perawan.." kataku di dalam hati. Lalu perlahan kucoba merenggangkan kakinya. Terasa ada penolakan halus disana. "Ayo dong sayang, direngganging sedikit kakinya. Katanya pengen di entotin." Dia nurut, perlahan dia mulai mengangkangkan kedua kakinya. Rudalku pun kembali mencari sasarannya. Mulai menempel di bibir vaginanya. Terasa hangat di situ. "Aduh Mas, aku deg-degan nich" "Udah kamu tenang aja dech!" Perlahan tanganku mencoba untuk membuka tabir itu. Kugunakan jemari tanganku untuk menguak vagina itu. Sedikit terbuka. Dan kucoba memasukkan penisku. "Bless!" Kepala rudalku mulai masuk, membuat Rirrie mengerang kesakitan, membuatnya sedikit tidak nyaman. "Aduh, Mas, sakit nich!" dia merintih. Kepalanya mendongak ke atas dengan mimik menahan rasa sakit. "Tahan sebentar ya sayang! Sakitnya paling cuma sebentar kok." Kasihan juga sich melihat dia begitu.

Rirrie, Gadis yang Pemalu 01
Namaku Nunu, seorang mahasiswa semester pertama di universitas JS di kota P. Pacarku, Rirrie, adalah siswa SMU Negeri 1 kelas III di kota P. Dia memiliki wajah yang manis dan alis hitam tebal kontras dengan kulit putihnya. Rirrie memiliki hidung mungil dan bibir merah dengan gigi yang sedikit tidak teratur yang justru menarik. Tingginya 155 cm dan beratnya 47 kg. Badannya mungil tapi montok dengan proporsi yang baik. Suatu kejadian terjadi pada 7 Desember 1998, saat aku menjemputnya pulang sekolah. Dia biasanya bawa motor, tetapi hari itu naik becak dan menelponku.

Rebirth 03
"Ya? " Fitria berkata. "Aku mau tidur dengan kamu," desisnya, menggelendot di lenganku. "Aku tidak bergairah," balasku sambil tertawa. "Maksudnya kamu tidak suka aku? " dia bertanya. "Bukan, masalahnya di aku sendiri. Aku belum bisa," jawabku. "Kamu jatuh cinta ya, Ray? " tanyanya. Pertanyaan itu membuatku terkejut. Dia menjelaskan bahwa dia juga pernah meronta saat orang yang dia cintai bersikap kasar. Dia kemudian bertanya apakah aku kehilangan gairah hidup setelah pergi. Tawa meledak dari mulutku karena dia benar. Saat kami mendekati bungalow, kabut mulai tipis. "Ayo, masuk," kataku dan kami masuk ke dalam.

Rebirth 02
Sambungan dari bagian 01 "I finally found you, Kuei! " pria tinggi besar berjanggut panjang di atas kuda merah itu membentak kasar. Matanya setajam burung elang. Golok besar terangkat di atas kepalanya. Kukembangkan senyum puas di bibirku. "Yuen-Chang, you'd never give it up, hai-ma? " logat selatan keluar dari bibirku dengan fasihnya. Sebagai satu-satunya pelindung Yung-An, sudah kewajibanku mengusir pengacau. Terutama bangsat yang sudah mengkhianati kebaikan junjunganku, Lord Liu Zhang. Bahkan di usiaku yang sudah nyaris kepala enam ini kegagahan masih kujunjung tinggi. Pria berjanggut indah itu tertawa lalu merangsek kudanya maju. Tempik sorak soprai terdengar dari kedua kubu. Kutendang rusuk kudaku dan memutar tombak di atas kepalaku. "Yieeaaa. . . ! Trakkk! ! Cringg! ! Debu beterbangan saat kedua chi kami bertemu. "Permisi. " sebuah suara lembut mengejutkanku dan menarikku pulang dari impian yang menakjubkan. Kukendurkan otot-ototku dan tersenyum memandang gadis berpakaian kaos putih di depan teras. Gadis itu menundukkan kepalanya malu-malu. Beberapa saat kemudian bapak penjual sate tadi muncul dari balik tembok pembatas teras. Mulutnya menyeringai puas. Dengan tertawa kutegur bapak itu, "Saya kira ngga jadi, Pak. " Bapak itu terkekeh dan mendorong tubuh si gadis masuk ke ruang tamu. Mungkin hal ini sudah biasa baginya. Beberapa saat kemudian bapak itu keluar dan membuka telapak.

Rebirth 01
Lari bukan selalu berarti menyerah. Jauh dari masalah, Ray menemui Fitri, wanita yang sebelumnya hanya pegawai, tetapi memberinya nasihat bijak. Fitri mengingatkan bahwa hidup bisa terasa berat, tetapi jika kita santai, semua akan berlalu. Pada 13 Juli 2001, Ray kembali bertemu gadis itu, merasakan hangatnya pelukan dan ciuman. Dalam perjalanan, Moogie memberi tahu Ray tentang semuanya dalam kaset dan foto. Mereka tertawa dan berbincang, sebelum Ray merasa sebal setelah sampai di rumah.

Poker
Agustus 2001, Dedi teringat malam Tahun Baru 1997 saat bermain kartu dengan Icha. Mereka berdua tersisa di ruangan setelah teman-teman mereka mabuk. Icha tampak percaya diri ingin menang, tetapi Dedi tidak mau menyerah. Ia mengusulkan untuk membuat permainan lebih menarik dengan meningkatkan taruhan menjadi satu ciuman. Icha terkejut dan mengangkat alisnya, sementara Dedi menyarankan agar Icha memilihnya sebagai pasangan ciuman daripada teman-teman mereka yang sudah teler.

Ogiku
Padang, 11 Juni 2001 Setelah lama membaca cerita teman-teman di situs 17tahun.com, saya ingin mengirimkan cerita saya. Nama saya Udin (samaran), dan saya memiliki kelainan pada kemaluan saya sejak kecil. Biasanya, seseorang memiliki dua biji, tetapi saya punya tiga, dengan satu kembar dan bentuk melengkung ke kiri. Saya merasa memiliki nafsu yang sangat besar dan ingin melakukan hubungan seksual setiap hari. Jika tidak, saya merasa sakit kepala. Untuk mengatasi ini, saya hampir setiap hari onani, kadang sampai tiga kali. Bandung, 5 Mei 2001 Saya merasa lelah setelah perjalanan dua hari dua malam, dan akhirnya tiba di pool ANS di jalan Elang raya. Karena sangat lelah dan ingin tidur, saya memanggil. . .

Pertama Bersama Wulan 02
Sambungan dari bagian 01 Dengan mata terpejam, Wulan menjilati kepala adikku. Perlahan dia memasukkan kembali ke mulutnya. Terasa hangat sekali. Aku merasakan keringatku mengalir keluar. Dengan ahlinya Wulan memaju-mundurkan kepalanya, memutar lidah di dalamnya, menggelitik kemaluanku. Setengah lebih saja yang dapat masuk ke mulutnya. Kejantananku dikeluarkannya, lalu dikecupnya perlahan-lahan. Aku merintih. Luar biasa. Tanganku pun bermain ke payudaranya. Meremasnya, memilin putingnya satu persatu. Tubuh Wulan meregang. Dia mendesis. Tanganku pun bermain ke payudaranya yang satu lagi. Meremasnya, memilin putingnya satu persatu juga. Tubuh Wulan meregang. Dia mendesis. "Lan udah, ntar lagi..!" kataku sambil kucium bibirnya, "Enak banget Wulan, makasih yah..!" Wulan menggangguk dengan tersenyum manis. Kami berdua berdiri, tanganku kulingkarkan ke pinggangnya, merengkuhnya, membelit tubuh mungilnya. Kuangkat tubuhnya. Kakinya menapak sofa. Kepalaku langsung berhadapan dengan