Kategori: Lain-lain
Di Balik Peristiwa SQ-006
Para pembaca yang terhormat, perkenalkan namaku adalah Bill Wong, aku warga Indonesia keturunan berusia 29 tahun. Aku memiliki kekasih bernama Cecilia. Kami akan menikah bulan Desember ini, tetapi impian itu musnah karena tragedi yang tidak diharapkan. Aku masih ingat perkenalan kami saat bekerja di perusahaan komputer di Tebet, Jakarta. Kami berkenalan saat diberi tugas membuat program software. Kami memutuskan mengerjakan tugas di rumah Cecilia. Ketika tugas selesai, Cecilia memintaku membuatkan sarapan. Ketika aku sedang menyiapkan makanan, dia terkejut dan memelukku erat.
Maaf Bu..., Maaf! 03
Setelah tiga hari, aku harus berlimau. Suamiku mengabarkan bahwa dia baru akan pulang dua hari lagi. Menjelang senja, Pak Zein datang dan mempersiapkan ramuan di kamarku. Dia memberikan sehelai kain putih yang sangat tipis untuk dipakai saat mandi. Aku merasa takut mandi bertelanjang di depan Pak Zein. Dalam kamar mandi, Pak Zein memandikanku dengan air limau bercampur bunga rampai, sehingga kain putih itu langsung melekat di tubuhku dan mencetak siluetku dengan jelas.
Maaf Bu..., Maaf! 02
Pengalaman mimpiku yang kedua tidak kuceritakan kepada suamiku karena merasa malu. Mimpiku semakin sering muncul, terutama saat aku tidur sendirian. Dalam mimpi terakhir, aku merasa sadar dan yakin belum tertidur. Aku bergolek di tempat tidur dengan baju tidur tanpa BH dan merasakan rangsangan birahi yang hebat. Rasanya seperti sesuatu menerobos ke dalam liang kewanitaanku, bergerak mundur maju. Aku tidak sadarkan diri dan tenggelam dalam histeris, mengikuti gerakan hingga merasakan orgasme.
Maaf Bu..., Maaf! 01
Anak-anakku datang berlibur, dan ketika suamiku tidak ada di rumah, hanya aku dan kedua pembantu yang tinggal. Saat malam, ketika pembantu tidur, aku merasa sangat sepi dan bosan. Kebosanan ini mempengaruhi sikapku terhadap suami. Ketika suamiku pindah kamar, aku ingin meminta maaf, tetapi egoku muncul, jadi aku biarkan dia pergi. Aku tahu suamiku tidak akan marah lama. Malam itu, aku menyiapkan diri untuk menyambut suamiku dengan pakaian tidur yang ringan. Sekitar tengah malam, aku merasakan bayangan.
Berawal dari Mengintip
Namaku Agus, aku berusia 25 tahun dan kuliah MBA di London. Aku sering mengunjungi 17Tahun.com dan ingin menceritakan pengalamanku. Aku akan mulai dengan pengalaman saat kuliah di Bandung dan jika banyak yang berminat, aku juga akan bercerita tentang kerja di Jakarta dan kuliah di London. Cerita nyata ini terjadi pada 1993, saat aku baru lulus SMA. Aku orangnya alim, pendiam, dan kutu buku, serta tinggal di kost di Jln. Cihampelas yang aku suka karena kebebasannya.
Jam Kantor
Setiap pagi, sebelum memulai pekerjaan kantor sehari-hari maka yang kulakukan adalah membuka site 17Tahun.com untuk di down load, kemudian siang sewaktu jam istirahat baru kubaca semuanya. Dan kejadian yang akan kuceritakan ini terjadi di kantorku. Sebelumnya gambaran mengenai diri saya adalah seorang pegawai kantor swasta yang berada di Singapore dengan tinggi badan 169 cm, umur 24 thn, kulit kuning langsat maklum aku warga keturunan dan maaf kalau tulisanku kurang bagus. Kejadian ini kira-kira pada bulan Oktober 2000 tepatnya di ruang kantorku. Aku mempunyai teman kantor, namanya Liza. Sedikit gambaran tentang Liza, keturunan chinese dengan tinggi 165 cm berat 55 kg, jadi sepintas kelihatan agak semok tapi seksi sekali, apalagi kalau lihat pantatnya, wuiiih... pasti terbayang-bayang deh. Kebetulan Liza ini orangnya baik sekali padaku, setiap dia
Mbak Lisna, Wanita Kesepian
Kisah berikut ini adalah pengalaman nyata yang sangat berkesan bagi penulis. Meskipun nama tokoh dan tempat disamarkan, urutan kejadian benar-benar terjadi. Cerita ini tentang hubungan affair penulis dengan seorang wanita bersuami, Lisna, yang berlangsung selama 3,5 tahun mulai tahun 1995. Saat itu, penulis berusia 25 tahun dan bekerja di perusahaan asing di luar Jakarta. Suatu malam, setelah menerima telepon kesasar dari Lisna, mereka mengobrol selama 1,5 jam dan saling mengenal lebih dekat.
Cinta Sesaat
Kejadian ini berlangsung bulan Agustus 1999. Setelah hubungan saya dan Vita bubar, saya mencoba mendekati wanita lain untuk berusaha melupakan Vita. Namun, saya akhirnya mundur karena takut wanita ini sakit hati karena perbandingan yang saya buat. Saya pergi ke Fantasia Galeria setiap hari Sabtu malam untuk bermain video game. Setelah bermain, saya duduk di kafe sambil minum Fanta, minuman favorit saya. Saya melihat seorang wanita cantik, lebih cantik dari Vita, tapi terlihat judes dan sombong. Saya tertarik padanya dan terus menatapnya.