Kategori: Daun_muda
Pengganti Istri 01
Cerita ini adalah dramatisasi dari kisah nyata yang menampilkan Paul, seorang pekerja di instansi pemerintahan dan pengusaha wiraswasta. Paul sudah menikah, tetapi istrinya meninggalkannya setelah mengetahui simpanannya. Dia merasa lebih bebas tanpa istrinya dan mencari pembantu baru karena yang lama pergi. Dia tertarik pada seorang gadis bernama Ningsih, yang hampir 16 tahun dan memiliki wajah manis. Paul langsung menerima Ningsih sebagai pembantu, dan setelah beberapa hari, terbukti ada sesuatu di balik penampilannya.
Gairah Tetangga 06
Mas To dan Mbak Icih sedang mengingat kejadian lucu sebelumnya. Mbak Icih merasa capek, tetapi Mas To mencoba membujuknya untuk tidur di tempatnya. Mereka bercanda tentang Bu Etty dan Tante Ida yang mungkin tidak percaya kalau Mbak Icih takut sendirian. Mbak Icih juga menggoda Mas To untuk mandi bersama. Mas To merasa lelah setelah beberapa hari kerja keras, lalu ia memutuskan untuk mandi dan beristirahat.
Gairah Tetangga 05
Sambungan dari bagian 04, ada yang mengetuk pintu samping. Aku pikir itu Tante Ida, tapi ternyata Mbak Icih membawa nampan. Ia bilang itu dari Tante Ida yang harus menemani tamunya ke stasiun dan menyuruh kami makan. Aku bingung dan bilang tidak perlu ditemani, tapi Mbak Icih takut sendirian di rumah. Aku ajak dia masuk dan makan sambil menonton TV. Tiba-tiba, Mbak Icih cekikikan saat ada iklan. Aku minta agar dia tidak bercerita tentang kejadian di kamar Bu Etty.
Petualangan Berlibur ke Desa
Cerita ini berasal dari pengalaman temanku, Jeff, yang terjadi lima bulan lalu. Jeff mengajakku berlibur ke desa tempat dia bermain waktu kecil. Ayah Jeff, seorang pengusaha kaya, membeli tanah yang dijadikannya hutan karet dan berusaha memelihara alam. Jeff sering berlibur di rumah mewah ayahnya, tetapi penduduk desa tidak merasa iri karena ayah Jeff dermawan, hanya mengambil 25% dari hasil hutan karet dan membagikan sisanya pada orang-orang yang membantunya. Aku menyesal tidak bisa ikut karena ada urusan keluarga, tetapi berjanji akan menyusul.
Tiga Belas 09
Sambungan dari bagian 08 Ketika sedang belajar bersama, aku coba pancing nafsu Sari dengan cara kududuk di sebelah Rina. Aku rangkul Rina, kucium pipinya, bibirnya dan kuraba dadanya. Rina saat itu memakai kaos tanpa BH. Rina membalasnya. Lalu kudorong dia agar tiduran di karpet. Kami saling bergumul. Melihat hal itu, Sari kaget juga. Dia menutupi wajahnya. Karena selama ini kami berhubungan diam-diam. Tidak pernah secara terang-terangan. Kali itu kami berbuat seolah-olah tidak ada orang lain selain kami berdua, untuk memancing nafsu Sari. Perbuatan kami semakin memanas. Karena Rina sudah telanjang dada. Lalu Rina menurunkan celana pendeknya. Dia langsung bugil karena tidak memakai celana dalam. Aku pun tidak tinggal diam, kulepas semua pakaianku. Kugeluti dia. Lalu kami mengambil posisi 69. Rina di atas. Kami saling menghisap.
Tiga Belas 08
Aku tahu Sari mempunyai nafsu yang besar yang terpendam. Suatu saat aku datang mengajar ke rumah Rina, dan saat aku masuk, rumahnya sepi. Aku bingung mencarinya dan memutuskan untuk duduk di ruang tamu sambil membuka buku. Aku mendengar suara mendesah yang membuatku tidak konsentrasi, dan setelah kuteliti, suara itu berasal dari kamarnya Rina. Tanpa ragu, aku membuka pintu dan melihatnya sedang masturbasi. Dia kaget melihatku dan wajahnya merah padam. Aku pun langsung mencium bibirnya.
Tiga Belas 07
Sambungan dari bagian 06 Lalu aku berdiri, kupandangi matanya sambil tanganku mulai menurunkan celana dalamnya. Tidak ada tanda penolakan dimatanya. Dia malah mengangkat pantatnya mempermudahku melepaskannya.Sekarang di hadapanku ada seorang bidadari kecil, putih, telanjang bulat menanti sentuhan selanjutnya. Sekitar bibir kemaluannya masih belum ditumbuhi bulu. Masih polos. Karena pahanya membuka, tampaklah isinya yang merah muda, basah dan berkilat. Karena batang kejantananku yang tegang sejak tadi sakit terjepit, maka kubuka juga seluruh pakaianku. Dia hanya memandangiku sayu tanpa ekspresi. Kucium lembah payudaranya, turun sedikit demi sedikit. Terus sampai ke perutnya. Tanganku terus mengelus paha belakangnya sampai pantatnya. Kugelitik pusarnya dengan lidahku. "Maaasss.., shshh.. ennaaakk.., geellliii Maaasss..!" Tanganku berpindah ke liang keperawanannya sambil terus kuciumi perut dan dadanya bergantian.Kucari, dan setelah ketemu, gosok-gosok perlahan kedele-nya. Kucubit-cubit, kupelintir
Tiga Belas 06
Kira-kira tiga bulan kemudian, Pak Candra datang lagi dan meminta Ketty untuk mengajar Sara. Ketty sangat senang dan kembali menjalani rutinitasnya dengan Sara. Sara memberi tahu teman-temannya tentang pelajaran itu, sehingga Sari dan Rina juga memintanya untuk mengajar. Ketty mengatur jadwal untuk mengajar Sari dan Rina pada hari Senin, Rabu, dan Jumat, serta Sara pada Selasa, Kamis, dan Sabtu, dari jam 4 sampai 6 sore. Ketty memiliki penampilan yang bongsor untuk anak kelas 6 SD dan mirip dengan kakaknya, meskipun sifatnya masih kekanak-kanakan.
Tiga Belas 05
Sambungan dari bagian 04 Sekarang terpampanglah sepasang bukit kembar yang sangat indah. Putingnya yang coklat muda tampak menonjol di bukitnya yang putih. Kukecup putingnya, dia menggerinjal. Kucium susu kirinya sambil kuremas susu kanannya. "Aaacchhh.. Masss.. sshhh.. ssshh.. aaduuhhh.." kedua tangannya menjambak rambutku. Kulirik dia, ternyata dia sedang melihat ke TV dimana sedang ada adegan orang sedang bersetubuh. Tanganku segera mengusap-usap pahanya, turun ke dengkul, naik lagi. Kuusap-usap vaginanya dari luar CD-nya. Sudah basah. Kumasukkan tangan kananku ke dalam CD-nya. Bulu rambutnya masih sedikit. Kuusap-usap bibir kemaluannya. Lalu kumasukkan jari tengahku ke liangnya. Becek banget ya. Karena kurang leluasa, kubisikkan, "Sar, Mas sayang banget sama Sara.." "Mas.. Saaarrraaa.. jugaaa sayaaaannngg Masss.." desahnya. "Mas buka yaa.." Dia menatapku tajam. Tapi tanganku mulai menurunkan CD-nya. Dia tidak menolak,
Tiga Belas 04
Sambungan dari bagian 03 Part 2. SARA Setelah pindah kontrakan, aku merasa murung dan selalu teringat Titin. Untuk mengalihkan pikiran, aku fokus pada pelajaran dan lulus dengan nilai memuaskan. Aku ingin melanjutkan ke STM untuk meringankan beban orang tuaku. Warungku kini menjual makanan dan barang kebutuhan berkat keahlian bapakku. Aku diterima di STM Negeri dan mendapat beasiswa selama setahun jika bisa mempertahankan rangking di kelas. Aku bisa melupakan Titin dan orang tuaku bangga dengan pencapaian ini. Saat aku kelas 2, aku mendapat tawaran.
Tiga Belas 03
Sambungan dari bagian 02 Hening sejenak. "Mas, kalau Mas maunya diapainn," katanya sambil memegang penisku. "Terserah Titin aja," kataku. "Titin kocokin seperti semalem yaach." Lalu dia jongkok, mengocok-ngocok penisku yang tegang. Aku mendesah keenakan. "Aaahh.. Ooohh... sshhh.." Penisku makin tegang saja rasanya. Tiba-tiba penisku terasa geli, basah dan hangat? kutengok ke bawah. Ternyata Titin sedang menjilat-jilat kepala penisku. Aku tidak tahu belajar darimana dia, yang penting yang kurasakan saat itu nikmat sekali. Mimpi dipegang tititku oleh perempuan saja aku tak pernah. Apalagi sekarang dijilat. "Aduuuhh Tiinnn.. aku kamu apaiiinn.. aaahh.." Saat sedang enak-enaknya mengerang, tiba-tiba kok hangatnya tidak di kepalanya saja. Kulihat ke bawah, "Astaga..!" Penisku diemut. Belum berfikir yang lain, tiba-tiba ada rasa aneh di penisku, ternyata selain diemut, Titin pun menghisapnya. Tak tahan
Tiga Belas 02
Aku menggoyang-goyangkan badanku dan membangunkan Tin, bertanya apakah dia sudah mencuci. Dia kaget melihatku dan mengaku belum mencuci. Setelah dia bangun, aku menemaninya mencuci beras sambil memotong pisang, singkong, dan ubi. Dia jadi pendiam, dan dalam perjalanan ke sekolah, dia bercerita tentang mimpi anehnya. Dia mimpi seperti Mbak Nunung dan menyebut nama Mas Pri. Aku menasihatinya agar tidak terlalu dipikirkan. Malam itu, aku belajar Fisika dengan Titin, menjelaskan tentang gelombang elektromagnetik.