

Michelle dan Rachel Sayang, Maafkan Aku
Saya berasal dari Bandung, setelah saya menikah dengan Michelle dan Rachel, saya terpaksa mencari kerja di "high school" karena pengetahuan saya yang cukup untuk mengajar anak-anak SMA atau high school. Saat saya memberikan aplikasi ke kepala sekolah itu, saya harus menunggu selama 1 jam untuk diproses surat-suratnya. Karena lama sekali, saya menunggu di ruang tunggu dan saya kenalan dengan seorang wanita Asia yang nampaknya sedih dan setelah kita berbincang-bincang ternyata dia adalah isteri dari kepala sekolah itu (boss saya) dan dia sedih karena dia nggak pernah puas dalam soal begituan. Akhirnya saya ajak dia ke rumah makan karena suaminya baru selesai kerja 2 jam lagi, makanya kami pergi keluar diam-diam supaya nggak terlihat oleh Mr. Cheng (suaminya). Sesampainya di rumah makan, saya kenalan sama wanita ini dan ternyata dia masih 19 tahun dan putus sekolah karena dia nggak punya uang untuk meneruskannya dan terpaksa menikah dengan Mr. Cheng hanya untuk mendapatkan hak Residen tetap di Sydney karena suaminya sekarang sudah tinggal di Sydney selama 21 tahun dan sudah sukses pula.
Nama perempuan ini kebetulan juga Sydney, lengkapnya Sydney Washington, namanya memang nama bule tapi dia ini sepertinya campuran, soalnya dia mengaku kalau ibunya itu orang Indonesia tepatnya dari Menado, makanya dia bisa bahasa Indonesia. Saking akrabnya, kami sudah berani bicara tentang seks dan hal-hal semacam itu. Pikiran saya tentang Rachel dan Michelle di rumah hilang begitu saja setelah saya lihat ada wanita cantik dan seksi di depan mata saya. Saya nggak bohong, benar-benar cantik. Akhirnya dia menawarkan saya pergi ke rumahnya yang lumayan besar di daerah Parramatta, Sydney sana. Rumahnya besar sekali dan mungkin kita nggak akan mengira kalau rumah sebesar itu dihuni oleh kepala sekolah di dalam rumahnya, dia menyuruh saya duduk di ruang tamu dan nonton TV dan kebetulan saat itu saya sedang serius nonton siaran langsung dari Indonesia tentang tragedi mahasiswa yang ditembak. Namun tiba-tiba saya kaget karena ternyata Sydney sudah duduk di sebelah saya sambil memakai baju tidurnya warna putih yang tembus pandang, benar-benar menggiurkan, mm. Tiba-tiba saja, penis saya berdiri dan saya keringat dingin, sepertinya Sydney melihat saya gugup, makanya dia ngomong ke saya "Kedinginan yach... saya juga", katanya sambil melepaskan dasternya dan mulai membuka kancing baju saya dan mulai menciumi leher saya.
Saya sudah nggak tahan lagi menerima perlakuan dia, makanya saya membalas ciuman dia dan semuanya terjadi. Saya ajak dia pergi ke kamar kosong di dekat ruang tamu dan menjatuhkannya ke tempat tidur dan mulai membuka celana dalam saya dan menciuminya. Sluuurrrppp... dia langsung menghisap penis saya yang sudah menegang dan menarik saya ke ranjang. Saat di ranjang, saya ciumi payudaranya yang lumayan besar dan tangan saya berusaha membelai vaginanya terutama clitorisnya yang ternyata sudah mulai basah. "Ooohh... Syddd..." saya langsung menghisap vaginanya yang sudah basah itu dan menjilat habis cairan di bibir vaginanya, "Slurrrpp..." Setelah saya bosan saya suruh dia mengubah posisi doggy style dimana saya berusaha menyodok pantatnya dengan penis saya. "Ughh... penis saya masuk semua ke pantatnya yang besar dan dia langsung berteriak lirih dan membuat saya semakin terangsang, langsung saja saya menarik penis saya dan menyuruh dia untuk berbaring dan saya berusaha memasukkan penis saya ke vaginanya. Blesss... rupanya Sydney juga menyukainya karena saat penis saya sudah masuk dia menggoyangkan vaginanya dan membuat saya semakin nafsu. "Ooohh... Thomas... kamu hebattt..." teriaknya sambil memeluk saya erat-erat. "Ooohh..." saya juga merasa nikmat. Setelah 5 menit, saya merasa bosan dan mengubah posisi. Dia di atas dan saya di bawah. Kembali dia menekan vaginanya ke penis saya dan membuat saya nikmat sekali dan saya lihat dia sedang menjilat payudaranya sendiri dan berteriak lirih.
Beberapa lama kemudian dia mulai berteriak dan memeluk saya erat-erat sambil berkata, "Thomm... saya mau keluarrr" dan saya merasakan sesuatu yang basah di penis saya dan saya tahu kalau Sydney sudah klimaks dan rupanya sekarang giliran saya dan karena saya nggak mau kalah meskipun saya sudah tahu kalau Sydney sudah lelah, tapi saya terus mempercepat goyangan saya dan akhirnya, Crottt... crott.. crot... sampai 5 kali saya keluarkan cairan klimaks saya yang dulu membuat Rachel dan Michelle hamil secara bersamaan. "Ooohh.." saya berteriak lagi sambil menciumi Sydney dan dia juga membalasnya. Setelah kejadian itu rupanya saya sudah menolong dia karena setelah saya tahu kalau Mr. Cheng itu impoten, hal itu kenapa dia nggak punya anak tapi sekarang dia punya anak. Sydney bohong sama suaminya kalau dia adopsi anak itu walaupun anak dalam kandungan dia sekarang adalah anak saya. Tapi menurut saya, apa salahnya saya membantu orang lain dengan memberikan benih saya ke orang lain. Untungnya pengalaman ini nggak sampai tercium oleh isteri-isteri saya di rumah. Kalau ketahuan, saya pasti diserang sama 2 wanita, gawat dech.
TAMAT