Kategori: Tukar_pasangan
Boss Wedding 04
Sambungan dari bagian 03 Melihat demikian, tangan Pak Gun kembali menjambak ringan rambutnya dan lagi mendorong ke atas dan ke bawah seirama kulumannya. Erwin langsung mendorongkan maju-mundur dengan keras dan cepat tanpa ampun seolah tiada hari esok, semakin keras Erwin mendorong semakin dalam juga kemaluan Pak Gun masuk ke dalam mulutnya, double action effect. "Mmmm sss.. eeghhh..." desahan istriku tidak bisa lepas karena tersumbat kemaluan Pak Gun. "Sshhh ayo dong Masss, tuh suamiku udah masuk ke istrimu..." Diana merajuk memancing sambil memutar tubuhnya untuk mengisi vaginanya dengan penisku, tapi aku ingin posisi lain, kuingin melihat expresi Diana saat pertama kali penisku memasukinya dan aku ingin mempermainkannya, aku ingin menikmati desahnya, aku ingin merasakan hasratnya, aku ingin merengkuh gairahnya. Kami berubah posisi, dia duduk sementara aku
Boss Wedding 03
Istriku membuka pintu kamar dan menyambut Pak Gun. Ia mengeluh karena pesta dimulai tanpa kehadirannya. Ia menggandeng istriku dan mengajak kedua bidadari ke ranjang, menyatakan bahwa mereka hanya boleh melihat tanpa menyentuh. Erwin mencoba protes, namun Pak Gun mengabaikannya dan mulai mencium istriku. Diana lalu menghibur mertuanya, dan Pak Gun menunjukkan gairahnya yang tinggi. Suami bidadari itu hanya bisa menyaksikan tanpa bisa berbuat apa-apa, sementara aku menikmati pemandangan di samping ranjang.
Boss Wedding 02
Aku berdiri dan keluar untuk melihat keadaan luar, dan setelah yakin aman, aku mempersilakan Pak Gun keluar. Kami melakukan ciuman sambil meremas payudara istriku. Pak Gun berkata, "Ill be here, please be ready on my sign," sebelum ia pergi ke kamar pengantin. Mereka berada di dalam selama 20 menit, terasa seperti lebih dari satu jam. Istriku kemudian masuk ke kamar mandi. Aku ingin melakukan quicky, tapi dia menolak dan mengunci pintu. Setelah beberapa menit, dia keluar dengan gaun malam seksi yang memperlihatkan punggung dan paha. Kami tiba di party hall pada pukul 7:00, di mana banyak pengunjung dari kalangan bisnis dan expatriate sudah hadir. Sekitar 7:30, sang mempelai masuk, diiringi keluarga dan anak-anaknya.
Boss Wedding 01
Suatu sore di bulan April 2000, aku dipanggil oleh Pak Gun, seorang duda berusia 55 tahun, yang akan menikah lagi. Setelah semua orang pulang, aku masuk ke kantornya. Pak Gun menyebutkan tentang kasus di Proyek A yang aku tangani, yang masih menggantung setelah setahun berlalu. Aku merasa khawatir akan pemecatan meskipun itu bukan kesalahanku. Pak Gun menegaskan mengenai sanksi sesuai aturan perusahaan, dan aku merasa tertekan membayangkan dampak pada keluargaku.
Temanku, Aku dan Istriku
Jay mengajak temannya untuk melakukan sesuatu yang nakal. Dia berkata bahwa mereka memiliki libido tinggi dan menawarkan untuk bermain seks bersama dengan istri mereka masing-masing. Awalnya, temannya terkejut dan ragu, tetapi setelah melihat kecantikan istri Jay dan Sari, dia mulai tertarik. Jay menjelaskan bahwa mereka akan sama-sama menikmati dan mengusulkan untuk menggunakan pil perangsang yang akan dimasukkan ke dalam minuman istri mereka. Temannya masih menyimpan keraguan, tetapi akhirnya setuju.
Arisan Para Suami 03
Sambungan dari bagian 02. Ketika kami kembali, suami dan istri Priyono tidak ada di sana. Saya pikir mereka sudah masuk ke cottage. Kami duduk dan sepasang suami istri, Alex dan Mira, menghampiri kami. Alex bertanya nomor berapa yang dimiliki Priyono, dan ketika Priyono menjawab enam, Alex mengatakan dia nomor delapan dan Mira nomor enam belas. Saya terkejut karena nomor itu juga milik saya. Alex nampak kaget dan bertanya apakah kami bukan pasangan suami istri. Kemudian, Alex dan Priyono berbicara lebih lanjut tentang bertukar nomor.
Arisan Para Suami 02
Sambungan dari bagian 01 menggambarkan suasana sebuah ruangan yang biasa dengan makanan kecil dan buah-buahan di sudut-sudutnya. Terdapat bar lengkap dengan minuman dan musik lembut mengalun dari ruang tamu. Tamu yang hadir tidak banyak, hanya belasan orang, dengan wanita-wanita berdandan cantik dan sexy. Tidak ada pelayan atau petugas catering di pesta ini. Nyonya rumah menyambut dengan menyatakan tamu bisa membantu diri sendiri, karena pembantu disuruh pergi untuk menjaga privasi. Tamu kemudian berbaur dengan pasangan lainnya.
Arisan Para Suami 01
Kepada Editor, saya mengirimkan naskah cerita lainnya dari buku "Benang Merah" sesuai permintaan pengunjung 17Tahun.com. Semoga cerita ini memuaskan mereka. Terima kasih atas perhatian Anda. Cerita ini didasarkan pada pengalaman nyata, tetapi nama dan tempat telah diubah. Kesamaan nama atau tempat bersifat kebetulan. "Apa yang akan aku lakukan di sini? " pikirku saat tiba di depan pintu gerbang villa yang terletak di bukit terpencil di hutan pinus. Untuk mencapainya, kita melewati jalan kecil menuju pintu gerbang besi yang menjaganya. Ketika mendekati gerbang, dua pria berbadan tegap menyambut dan membukakan pintu setelah suamiku menunjukkan kartu nama. Di dalam pekarangan, terlihat beberapa mobil terparkir.
Ari, Suami Temanku 02
Ranjang, langsung berlutut di samping tubuhku, batang kemaluannya yang tegak itu tampak jauh lebih besar jika dilihat dari baliknya. "Ada apa Rat? " "Kadang-kadang aku punya impian yang bahkan Iva pun tak tahu apa itu? " "Apa coba? " "Jangan diketawain ya. Iva sering bercerita tentang ini! Dan kadang-kadang timbul keinginan untuk sekedar memandangnya," sambil berkata begitu kuraih batang kemaluannya itu dan kugenggam erat. Ari tampak sedikit gugup ketika genggamanku mendarat tanpa diduga. Beberapa saat aku merasakan kerasnya batang kemaluannya itu. "Nih sudah, kamu boleh apain aja deh! Oh ya Iva sudah cerita apa saja ke kamu? " "Banyak pokoknya! " "Kalo sama punya Andy? " "No comment deh! " Ari tersenyum dan bangkit dari sampingku terus mengambil posisi. "Pelan-pelan ya Ar! " "Lho, sudah pernah khan? " "Iya, tapi. . . " "Tidak segini ya? "
Ari, Suami Temanku 01
Namaku Ratih, asalku dari Surabaya. Umurku 26 tahun dan sudah lulus dari universitas terkenal di Yogyakarta. Temanku Iva, asal Medan, adalah teman dekatku. Kami seumur dan mirip, kecuali Iva memakai kacamata. Kami lulus bersamaan, tapi Iva sudah bertunangan dengan Ari, sedangkan aku masih pacaran dengan Andy. Kami terbuka tentang banyak hal, termasuk hubungan kami. Iva pernah bercerita bahwa Ari tidak bisa berlama-lama saat berhubungan, meski dia tetap mencintainya.
Tukar Pasangan 02
Sambungan dari bagian 01 Terlihat Richard memegang penis raksasanya itu, serta di usap-usapkannya di belahan bibir kemaluan Nina yang sudah sedikit terbuka, terlihat Nina dengan mata yang terbelalak melihat ke arah senjata Richard yang dahsyat itu, sedang menempel pada bibir vaginanya. Kedua tangan Nina kelihatan mencoba menahan badan Richard dan badan Nina terlihat agak melengkung, pantatnya dicoba ditarik ke atas untuk mengurangi tekanan penis raksasa Richard pada bibir vaginanya, akan tetapi dengan tangan kanannya tetap menahan pantat Nina dan tangan kirinya tetap menuntun penisnya agar tetap berada pada bibir kemaluan Nina, sambil mencium telinga kiri Nina, terdengar Richard berkata perlahan, "Niiinnn..., maaf yaa..., saya mau masukkan sekarang..., boleh?", terlihat kepala Nini hanya menggeleng-geleng kekiri kekanan saja, entah apa yang mau dikatakannya, dengan pandangannya yang sayu
Tukar Pasangan 01
Nama saya Dikky, umur saya 28 tahun, dan saya baru 3 bulan bekerja di perusahaan asing di Jakarta. Atasan saya, Mr. Richard Handerson, dari Amerika dan berumur sekitar 40 tahun. Kami akrab karena memiliki hobi yang sama, yaitu bermain golf. Perusahaan kami bergerak di bidang advertising. Teman-teman Richard mengatakan bahwa istri Richard sangat cantik. Saya belum bertemu istri Richard, tetapi pernah melihat fotonya. Suatu hari, Richard mengundang saya dan istri saya, Nina, untuk makan malam di rumahnya dan membahas proyek.